Sekembalinya Chanyeol ia menemukan Baekhyun meletakkan kentang goreng buatannya di atas meja dalam kamar.
"Chanyeol, aku pikir kau masih lama jadi aku meletakkanya disini," ujar Baekhyun.
Chanyeol tersenyuman. "Berbicara dengan Paman Woo Song dan Paman Yoong Song tidak perlu selama itu, mereka orang pintar, sekali menerangkan tidak perlu mengulang yang kedua," berkata sembari berjalan masuk dan mengambil piring yang diletakkan Baekhyun.
Chanyeol mencoba satu kentang goreng. Garing digigitan pertama lalu disusul empuk bagian dalam. Lidahnya mengecap rasa manis dan asin yang pas.
"Bagaimana rasanya?"
Chanyeol mengecap dua kali. "Gurih," katanya. "Masih terlalu panas." Diakhiri lidah menjulur keluar.
"Bodoh, sudah tahu panas tidak mau mendinginkannya dulu." Baekhyun menyentil dahi lebar Chanyeol. Meraih piring dari tangan kekasihnya dan beralih duduk di pinggir ranjang.
"Duduk, cepat. Aku tiupkan biar lebih dingin," ucapnya.
Chanyeol menurut. Menempatkan diri di sebelah Baekhyun, menunggunya mendinginkan satu kentang goreng.
Baekhyun memijit ujung kentang, merasakan bagian dalamnya yang empuk jauh lebih hangat.
"Buka mulutmu." Mengarahkan kentang goreng ke dekat mulut Chanyeol.
Chanyeol membuka kedua belah bibir dan menerima kentang goreng masuk. Mengunyahnya lima kali lalu menelanya.
"Ini jauh lebih enak."
Baekhyun mencebikkan ujung bibir. Mengambil lagi satu kentang dan meniup-niupnya.
"Aa."
Kentang gorong didorong masuk. Sebelum tangan Baekhyun menjauh Chanyeol dengan nakal segera mengatup. Menjebak jari ibu dan jari telunjuk Baekhyun diantara giginya.
"Lepaskan," suruh Baekhyun.
Chanyeol menggeleng kecil. Ketika Baekhyun mencoba mengeluarkan jarinya, Chanyeol sedikit mengeratkan gigitan main-mainnya, bahkan bibir bawah dan atasnya saling bertemu memblokir tarikan Baekhyun.
"Jangan seperti bocah, lepaskan, tanganku bau mulutmu nanti."
Yang Baekhyun dapat malah sensasi jarinya diisap-isap.
"Chanyeol hentikan." Baekhyun menyingkirkan piring kentang gorengnya. Memukul-mukul pula mencubit pipi Chanyeol.
"Berhenti atau aku akan benar-benar menyakitimu," ancamnya.
Sayangnya ancaman dibalas kekehan teredam. Sejurus kemudian Chanyeol mendorong Baekhyun terbaring. Gerakan Baekhyun diblokir tubuh Chanyeol yang separuh menindihnya. Tangan yang digigit Chanyeol ambil lalu menjilat bekas kentang diujung kuku dan menelan seluruh kunyahan kentang.
"Kau juga manis," rendah suara beratnya berkata.
Baekhyun menolah ke kiri, malu-malu membalas tatapan intens Chanyeol.
Namun Chanyeol menyentuh dagu Baekhyun, mengarahkan wajah itu agar menghadapanya.
"Tadi aku sempat bertemu Penatua Ketiga, dia menanyakan tentang pernikahan kita, kapan kiranya waktu terbaik itu dilaksanakan."
Terbata-bata Baekhyun membalas, "Oh ... aku ... aku mendengarkanmu saja."
"Bagus, aku sudah merencanakannya, lima bulan dari hari ini," ucap Chanyeol mantap. "Kau siap menjadi mempelaiku?"
Anggukan Baekhyun tidak seterbata-bata kalimatnya.
Semilir angin di luar bertiup. Bunyi kosen jendela kamar seiring pergerakannya ditiup angin. Mengintip sinar matahari dari luar, lembut ciuman tanpa didahului nafsu yang Chanyeol berikan untuk Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...