Chapter 87 : Tamu Undangan

410 76 2
                                    

Seo Joon yang ikut merasakan kemeriahan pesta terpaksa harus menerima ditarik anak-anaknya menjauhi acara.

"Ayah, katakan pada kami, kenapa kau harus menyembunyikan tahap bela dirimu?" tanya Yoong Song langsung ke inti permasalahan.

"Ayah tidak menyembunyikannya. Tapi Chanyeol menyarakan yang aku setujui pula, belum tepat menunjukkan kenaikan bela diriku. Rencananya Ayah akan keluar menonjolkan diri ketika pengumuman Woo Song sebagai Kepala Keluarga berlangsung. Catatannya : jikalau Myong Soh membuat kekacauan," jawab Seo Joon.

Woo Song berujar, "Ayah keterlaluan. Sungguh kami semua gelisah ketika Ayah mulai membuat ide mengkonfrontasi terang-terangan Penatua Kedua. Aku belum lupa saat rapat kongres, rasanya seperti jimat waktu akan meledak kapan saja."

Seo Joon tersenyum dan berkata, "Kalian mengenal Ayahmu ini dengan baik. Kapan kiranya aku pernah bertindak tanpa memikirkan konsekuensi buruk dan baiknya? Pernahkah aku mengambil keputusan yang berakhir mencelakai kita semua?"

Tidak ada yang menyahut. Mereka tahu dengan jelas Seo Joon menyampaikan kebenaran. Dari banyak tipe orang pernah ditemui, ayah mereka ini sosok yang selalu berpikir matang-matang sebelum menentukan jalan mana yang ditempunya.

"Tapi Ayah ... siapa peramu yang memberimu pil penyamar?"

Seo Joon melirik Soo Hyun. "Adakah nama yang sudah kalian tebak?"

Soo Hyun menggeleng. "Tidak mungkin, pil penyamar tahap budidaya adalah elixir tingkat luhur, sedangkan Baekhyun hanya peramu tahap semenjana akhir."

"Dan mengapa kalian mengira itu Baekhyun?"

"Ayah, Chanyeol dan Baekhyun bekerja sama dalam hal ini. Tentu saja kami tidak terpikirkan nama lain selain Baekhyun. Tapi ... tetap saja, pasti kami salah, kan?" celetuk Yoong Song.

"Ayah tidak menyalahkan tebakan kalian."

"Maksudnya, Ayah membenarkan itu Baekhyun?" ucap Woo Song.

"Untuk sementara kalian bisa berspekulasi, aku pun belum berani memastikan. Cuman kalian boleh percaya, pil penyamar memang pemberian Baekhyun."

Keempatnya saling lirik, ekspresi di wajah seragam mengatakan tak bisa percaya semudah itu.

"Sudahlah, lupakan hal ini. Kita akan tahu sendiri saat waktunya tiba. Kembali dan persiapkan acara selanjutnya," perintah Seo Joon.

Sore hari ketika Chanyeol dan Baekhyun diantar kembali oleh Min Seok dan dua orang pelayan menuju aula pertemuan keluarga.

Pakaian kedua mempelai kini berganti warna merah dengan pola naga di bagian dada hanbok dan lengan. Chanyeol, tidak lagi memakai gat/topi dan hanya menyisahkan rambut rapi terikat diatas kepala serta dihiasi tusuk konde berkepala bundar pipih. Ikat kepala merah berliontin bunga melingkari kepalanya. Sementara Baekhyun tak merubah banyak penampilan, selain rambutnya dibiarkan terurai jatuh sampai ke pinggangnya dan dihiasi dua rantai rambut berbahan mutiara. Meski terkesan sederhana, perpaduan warna hitam dan biru--langit--rambut Baekhyun serta putih rantai mutiara, membuat gaya tersebut menjadi mewah dengan sendirinya.

Chanyeol dan Baekhyun berjalan berdampingan memasuki aula pertemuan, melangkah melewati karpet merah dibawah tatapan terkesima tamu undangan yang mulai berdatangan. Sebagaimana pernikahan ini adalah pernikahan keduanya, maka tokoh utama atau bintang yang menonjol adalah mereka. Namun, para hadirin tidak menyangka kedua pengantin baru ini sebenarnya berlipat-lipat kali lebih banyak menarik seluruh perhatian.

Orang-orang sukar memalingkan mata, dua pemuda berbeda tinggi itu memamerkan keindahan dan kecantikan yang mampu meminderkan harga diri penyaksinya.

Chanyeol, pemuda yang tingginya 185 cm bukan main tumbuh gagah, pundaknya tegap, punggungnya lurus, dahi lebarnya yang dipamerkan memantulkan kenalakan arogansi jiwa muda. Mata bulatnya menatap kedepan tanpa cacat, bibirnya yang tebal menyeringai penuh kesombongan namun menawan diwaktu bersamaan. Langkah kakinya yang panjang melambat demi menyamakan laju pasangannya, Baekhyun yang tak kalah mencuri perhatian. Tingginya sebahu pria tampannya, tapi momentun keindahan yang sopan nan anggun seolah-olah mengejek penonton menguar tak kalah saing. Mata sipitnya boleh sendu manis berkeliling menyapa tamu, tapi sudutnya yang tajam memberikan kesan dingin bila dipandang lebih lama.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang