Chapter 75 : Mata Pedang & Perkamen

414 85 6
                                    

Berkumpul di Alam Buatan bersama kedua tuannya yang duduk di atas batang kayu patah, sedang Min Seok berdiri tegak, postur yang cocok sekali menggambarkan bawahan kala menerima teguran atasan.

"Ceritakan," pinta Baekhyun.

"Baik Tuan."

Rahasia yang Min Seok simpan baik-baik bermula dimalam terakhir sebelum Nyonya Park pergi menggembara. Min Seok masih bocah kecil di bawah umur sepuluh tahun kala itu, ketika ibunya mengajaknya mendatangi Alam Buatan bersama kepala keluarga sebelumnya dan Penatua Pertama.

Di sana Nyonya Park menunjukkan dua benda penting yang nantinya harus berpindah ke tangan Chanyeol. Min Seok kecil melihat dua benda itu diserahkan kepada Ibunya bersama catatan agar keberadaanya tidak segera dibeberkan keorang lain. Bahkan Chanyeol sendiri tidak boleh mengetahuinya, tidak apabila ia belum membuka jalur budidayanya dan bertemu calon pendampingnya.

Dari kedua benda yang diserahkan, Min Seok kecil mengenal satu barang panjang pipih yang ia tebak sebuah mata pedang.

Khusus untuk pedang itu, Nyonya Park menyarankan apabila datang hari Chanyeol memenuhi syarat sebagai pendekar, pastikan ia tidak menggaet mata pedang lain selain yang ia serahkan. Berkata, pesan sederhananya harus dijalankan serapi mungkin tanpa ada kesalahan kecil, sebab yang mereka pegang adalah dua benda penting dimasa depan Chanyeol.

"Untuk detailnya, lebih baik saya mengajak Tuan mengunjungi tempat kedua benda itu disembunyikan," kata Min Seok.

Sejauh larinya pandangan mata Alam Buatan dikelilingi kabut tebal yang menjadi pembatas tempat tersebut. Memasuki kabut tebal hanya ilusi yang menyesatkan membuat perasaan bergerak maju tetapi sebenarnya langkah jalan di tempat. Selelah apapun kaki maju ke depan kabut asap tak pernah berubah, sedang menoleh ke belakang keadaan sama saja.

Namun, melupakan kabut tebal, geografis Alam Buatan kakek Chanyeol terbilang lengkap. Lapangan rumput setinggi mata kaki, hutan dan pohon-pohonnya yang rimbun, satu pegunungan tertinggi, dan gua--tempat yang dipakai Chanyeol dan Baekhyun membuat pesanan belakangan ini--di bawah kaki gunung.

Min Seok menuntun tuan-tuannya memutari gunung. Tiba di seberang, hutan kecil yang di tengah-tengahnya terdapat kolam air tawar sedalam tiga meter. Permukaan kolam ditutupi teratai, beberap kodok hijau terlihat melompat-lompat. Pinggiran kolam dipoles rapi sedemikian rupa menggunakan semen, sehingga bentuknya yang tidak bulat utuh terlihat tertata. Bagian yang dipercaya kepala kolam berdiri patung singa.

Min Seok meminta Chanyeol dan Baekhyun mengikutinya mendekati patung.

"Dua benda yang Nyonya titipkan kami sembunyikan di sini atas bantuan mendiang Penatua Pertama," ucap Min Seok.

Min Seok memegang kepala singa. Secara bersamaan menariknya berlawanan arah, membagi dua kepala patung tersebut. Saat kepala patung terbuka, tubuh dalamnya ternyata beronga lebar. Min Seok memasukkan tangan dan mengeluarkan perkamen tua serta benda sepanjang lengan tangan dewasa yang dibalut kain hitam compang-comping.

Lima langkah dari patung terdampar batu besar yang bagian atasnya datar, seperti sengaja dibuat demikian. Mereka beralih ke batu itu.

Min Seok pertama-tama meletakkan benda panjang. Menyingkirkan kain compang-camping kemudian memperlihatkan mata pedang tua, hitam, dan berkarat. Tiga pasang mata memperhatikan mata pedang lamat-lamat, hembusan angin suara yang mengisi ditengah keheningan.

Terdengar gerakan Chanyeol lebih mendekati batu.

"Bagaimana mengatakannya, aku terdorong keinginan menyentuhnya," Chanyeol berkata heran. "Apa yang bisa kau jelaskan dari pedang tua ini?" tanyanya pada Min Seok.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang