Ahli yang dipekerjakan keluarga Park untuk mengurus hewan magis muncul setelah kekacauan mereda. Menangkap hewan peliharaan yang tenang dan membawa mereka semua kembali ke halaman penangkaran.
Ji Sung malang masih mengerang kesakitan akibat tendangan Chanyeol. Bertumpu dengan pedangnya dan berusaha berdiri meski rasa sakit menganggu pergerakannya.
"Sepupu, kenapa kau membela orang asing itu?" tanya Ji Sung pada Chanyeol.
Chanyeol mendengus, satu ayunan tangan pil berbentuk bundar seukuran kuku meluncur ke arah Ji Sung.
Ji Sung menangkap pil tersebut. "Pil pereda rasa sakit, terima kasih sepupu," ucapnya. Buru-buru menelan pil itu dan merasakan sakit akibat tendangan Chanyeol berangsur-angsur hilang.
"Baik untukmu, kau masih muda jadi gampang terprovokasi. Lain kali, berpikir sebelum bertindak, yang kau serang barusan itu adalah calon istriku, menyakitinya sama dengan menyatakan perang denganku," ujar Chanyeol.
Ji Sung mengangguk patuh sebelum mimik wajahnya berubah saat tersadar apa yang baru Chanyeol katakan.
"Sepupu apa katamu, calon istri? Jangan bercanda, putri keluarga Gyuk ada di sini dia calon istrimu yang dipilihkan Paman sendiri. Bukan laki-laki asing itu," katanya.
Min Young di tangga masuk aula pertemuan berkata. "Omong kosong apa ini Chanyeol! Apakah kau bermaksud mempermalukan keluarga kita di hadapan keluarga Gyuk?"
Chanyeol membalas, "Sudahkah Bibi melupakan percakapan kita terakhir kali? Atau seiring pertambahan umur Bibi menjadi pelupa seperti orang tua fana pada umumnya? Kalau iya, maka berduka untuk Joo Wong dan Ji Sung karena Ibu mereka telah kehilangan kemampuan paling dasar mahluk hidup, mengingat."
"K-kau, tidak tahu diri!"
"Ibu tenang," ucap Joo Wong putra pertamanya.
"Tenang inginmu? Anak itu sudah keterlaluan, hanya karena keluarga ini terlalu memanjakannya dia bisa bertindak sesuka hati!"
Park Soo Young melirik suaminya. Menyadari lirikan itu Sik Hyung angkat bicara.
"Min Young, jaga emosimu," katanya tegas, perintah yang tak bisa diabaikan Min Young.
"Tuan Park, harap penjelasan dari kebingungan ini. Aku tidak berharap memborong keluargaku untuk datang kesini hanya untuk mendengar sebuah lelucon," ucap Tuan Gyuk.
"Tenang Tuan Gyuk, aku secara pribadi mengatakan tak ada niat untuk mempermalukan keluargamu. Ini memang kesalahanku karena tak kunjung membereskan masalah lampau." Beralih pada Chanyeol ia berkata. "Chanyeol, Paman dan Penatua Kedua sendiri telah merencanakan pernikahanmu ini. Demi wajah keluargamu, haruskah kau berbuat sesuatu yang memalukan sekarang?"
Di halaman Chanyeol berucap. "Paman, hari itu aku sudah ingatkan bahwa perjodohan ini tidak akan berjalan sesuai rencanamu. Dan setelah kuberitahu kau juga tentunya sudah bisa mengingat perjodohan yang dilakukan Ibuku."
"Perjodohan bertahun-tahun itu tidak bisa dikatakan. Telah terjadi perubahan mendasar dalam keluarga ini, bahkan untuk wasiat Ibumu tidak lagi bisa dijadikan patokan guna menentukan masa depanmu. Melihat kondisimu saat ini, sebagai orang tua yang tersisa benar bagi kami menginginkan hal baik bagimu," jelas Sik Hyung.
"Hak seperti apa yang kau gunakan untuk mengatur bahagiaku? Paman, jangan berpikir aku tidak tahu apa tujuan kalian menjodohkanku dengan putri keluarga Gyuk. Yang hebat ini paham permainan licik yang sedang kau dan pihak lain rencanakan."
"Maksudmu?"
"Katakan, berapa banyak harta peninggalan Ibuku atau harta sihir apa yang kau janjikan untuk dibagi kepada keluarga Gyuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...