Meninggalkan bersaudara Hwang Chanyeol dan Baekhyun beralih ke belakang menara. Halaman itulah bagian kelima yang dapat dikatakan jantung keramaian Alun-alun, hampir seluruh peserta berkumpul di sana.
Terbentang lapangan hijau luas yang dibagi jalan selebar empat rentangan tangan. Sebelah kanan lapangan area khusus adu bela diri, adu senjata, dan adu jimat diadakan, setiap lebar yang sama dibagi pagar pembatas setinggi pinggang, dan masing-masing lapangan mempunyai panggung bundar besar di tengah-tengahnya. Sebelah Sebelah kiri pula kondisinya persis sama, yang membedakan bagian itu tempat pembudidaya serta hewan magis kontrak yang mereka bawa.
Situasi yang langka terjadi ketika hewan-hewan magis di sisi kiri seakan tertarik mendekati pagar, bergerak-gerak gelisah seakan-akan ingin lebih dekat terhadap sesuatu. Tanpa ada yang menyadari mata jernih dan tajam hewan magis jatuhnya memindai Baekhyun yang serius menikmati keramaian. Saat Baekhyun lewat hewan magis bertingkah labil, ragu-ragu untuk maju tetapi enggan untuk mundur.
Pembudidaya kebingungan menyadari tingkah aneh hewan magisnya, meski pun mereka tetap berusaha menenangkan hewan kontraknya.
Di salah satu lapangan Ji Sung mengeluarkan dua kali pukulan di wajah lawan sebelum menjatuhkan pukulan terakhir menyambar perut. Lawannya gagal menahan diri dan terjatuh dari atas panggung.
"Ji Sung menang," ujar Baekhyun yang berhasil melihat detik-detik terakhir pertarungan meski dari jarak jauh.
"Anak itu memang tidak buruk, asal serius fokus pada budidayanya," ucap Chanyeol.
Nampaknya kedatangan Chanyeol dan Baekhyun bertepatan dengan anak-anak keluarga Park mengikuti adu bela diri. Terlihat selepas Ji Sung mengklaim kemenangannya, Jung Hyung yang bangga melompat menaiki panggung disusul lawan tarungnya.
Seperti namanya, 'adu bela diri' mengenai saling adu teknik bertarung mengandalkan tangan kosong. Senjata dan bantuan alat sihir lain tidak diperkenankan selama adu berlangsung. Kedua petarung khusus mengandalkan kelebihan fisik, dan daya tempur jarak dekat yang kuat guna menjatuhkan lawannya dari panggung.
Pertandingan dimulai. Jung Hyung yang lebih nafsu pertama maju memberikan serangan.
Mengesampingan permasalahan mereka, Chanyeol menonton pertarungan Jung Hyung dengan pendangan positif mengenai gaya bertarungnya. Jung Hyung yang posturnya sedikit lebih kecil terlihat mendominasi panggung. Sebenarnya, Jung Hyung dan kebiasaan membesar-besarkan kemampuannya bukan sekedar omong kosong. Gerakannya menyerang rapi dan jelas mengerti bagian tubuh musuh yang mana tepat dijadikan sasaran.
Sekitar lima belas menit lawan Jung Hyung bergerak terlalu mundur lalu tanpa sadar pijakannya menyempit. Jung Hyung menendang setengah hati, karena panik lawannya kehilangan berat badan kemudian condong ke belakang dan jatuh.
Tepuk tangan dan sorak-sorakan menyambut. Kompetisi bela diri memang lebih hidup dibandingkan kompetisi lain di pertemuan.
"Ayo lihat lebih dekat," kata Chanyeol.
Belum sampai lima langkah keduanya berjalan, sosok Woo Tae bersama gerombolannya tiba-tiba menghalangi jalan.
Chanyeol yang lagi-lagi dihadapkan anggota keluarga Gyuk mendengus kesal.
"Oh, apakah dunia ini memang selebar daun kelor, kenapa harus bertemu para Gyuk lagi," ucap Chanyeol mengamati satu-satu kelima perusak pemandangan itu.
"Kau benar-benar tidak menyukai keluargaku yah, Chanyeol," kata Win Ah di sebelah kiri kakakknya. Arah berdirinya tepat berhadapan Baekhyun, jadi ketika kalimatnya usai tatapan tak sebersahabat sebelumnya berpindah ke Baekhyun.
Tak repot-repot menyembunyikan ketidaksenangan Chanyeol mencibir pendek, "Bagus kalau kau mengerti."
Wajah-wajah anggota muda Gyuk bengis memberi raut mencela.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...