Chapter 71 : Pertarungan

372 84 5
                                    

Terpanggil emosinya Woo Tae maju menyerang. Tubuh bagian pinggang ke bawah gesit nan ringan, memfokuskan kekuatannya pada titik kepalan tangan yang mengarah tepat di tengah-tengah wajah Chanyeol.

Semula Chanyeol tak berkutik, barulah ketika selangkah lagi Woo Tae berhasil menyentuhnya, hanya menggunakan tepisan punggung tangan Chanyeol menghempas pukulan Woo Tae. Tubuh Woo Tae sedikit miring, sementara Chanyeol dengan gesit meraih leher pakaian Woo Tae, melayangkan satu tamparan berbunyi keras dan mendorongnya setengah hati.

Penonton di bawah panggung tak bisa membantu merasa ngilu, nyaring tamparan Chanyeol mengirimkan sinyal seakan-akan pipi mereka yang terpukul.

Woo Tae menyentuh pipinya yang berdenyut sakit. Dari pertemuan kulit tangan ia rasa pipi kirinya kebas.

Chanyeol mendengus jijik dan berkata, "Serangan ceroboh macam apa itu? Tidak sesuai omong kosong tinggimu."

"Brengsek!" umpat Woo Tae.

Ia kembali menyerang, kali ini menggunakan teknik yang ia amalkan. Disebut tendangan awan, budidaya tubuh yang mengandalkan kekuatan kaki menyerang musuh. Penggunanya meringankan tubuh dan separuh waktu pertandingan menganggkat kaki pengganti tangan.

Chanyeol terus menangkis tendangan beruntun Woo Tae, menjaga kedua sisi tubuhnya dari kemungkinan terpukul. Woo Tae merasa di atas angin melihat Chanyeol tak berkutik di bawah serangannya. Ia terus menambah kecepatan pukulan kaki menunggu waktu lemahnya Chanyeol.

Akan tetapi, yang tidak diduga Chanyeol memerangkap kaki kanan Woo Tae dalam sekali tangkap. Seolah tanpa beban menarik pemuda seumurannya keatas lalu membantingnya ke lantai panggung.

Chanyeol terus menyeret pemuda itu ke tepi panggung, berniat membuangnya jatuh namun Woo Tae membalikkan badan layaknya buaya menangkap mangsa, yang berhasil melepaskan cengkraman Chanyeol di kakinya.

Woo Tae bergegas menghindari sekaligus menjauhi tepi panggung. Belum ada semenit bertarung ia nampak kesulitan mengatur nafas. Pergelangan kakinya bergetar setelah lama menghantam lengan-lengan Chanyeol. Woo Tae mendadak cemas, tubuh Chanyeol tidak biasa saja. Seharusnya ada teknik rahasia yang Chanyeol gunakan sehingga membuat kulitnya berkali-kali lebih tebal dari kulit manusia biasa.

"Woo Tae dan teknik andalannya memang seperti biasa ringan dan lincah. Tapi dihadapan Chanyeol gerakan andalannya itu tidak berarti apa-apa."

"Gerakan Chanyeol bukan sesuatu yang wah sekali, dia juga jarang memberi serangan. Anehnya setiap Chanyeol akhinya menyerang tenaga yang dihasilkan tidak main-main, dan pukulan Woo Tae seakan lantang bertemu dagingnya."

Bisik dua pembudidaya di belakang Baekhyun yang tersenyum simpul. Budidaya urat kawat milik Chanyeol tidak pernah akan bisa dikalahkan teknik kekanakan milik Woo Tae. Apalagi penggunanya hanya pembudidaya atas bantuan pil palsu.

Dua petarung saling menerjang. Mengandalkan pelajaran sebelumnya Woo Tae menurunkan kadar menggunakan tendangan. Ia sadar tendangan awannya hanya bisa berefek pada titik tertentu dan waktu yang pas.

Punggung tangan kanan memukul sisi kepala Woo Tae. Telinga yang terkena sejenak berdengung panjang. Chanyeol melayangkan lutut menyasar perut. Woo Tae sigap menahan menggunakan kedua tangan.

Gagal pada lutut Chanyeol berjongkok dan meluruskan tungkai menyapu kaki-kaki Woo Tae hingga terjatuh. Chanyeol menduduki dada Woo Tae, giliran kepalan tangan besarnya bergantian memukul wajah Woo Tae.

Kaki kanan Woo Tae terangkat mengarah ke depan kemudian mengaitkan ujungnya ke leher Chanyeol. Chanyeol tak membiarkan itu berlangsung lama. Memegang telapak kaki di lehernya, memutar kaki itu sampai benar-benar terbalik menghasilkan raungan kesakitan. Chanyeol malah menggunakan kakinya mendorong dagu Woo Tae agar menengadah. Tenaga yang Chanyeol pakai cenderung memaksa kepala Woo Tae terlepas dari lehernya.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang