Bukti luasnya wilayah Hutan Daun Lebar terlihat dari beragamnya bioma yang membentang. Setiap belasan kilo terpetak ekosistem yang berbeda-beda, dari struktur tanah, pepohonan, hewan magis yang menghuni, dan iklimnya.
Sebut saja lokasi yang Chanyeol dan Baekhyun datangi ini. Bentangan alamnya terdiri dari gumpalan batu bercampur tanah membentuk bukit-bukit kecil, rumput tumbuh kesulitan disela-sela bebatuan yang masih menyisahkan cukup kandungan tanah untuk tumbuh. Angin bertiup terbilang kuat hingga memotong larinya pendengaran hanya sampai lima langkah kaki jauhnya.
Berada dipusat lautan tanah berbatu, Chanyeol dan Baekhyun menemukan reruntuhan bangunan berikut puluhan burung gagak tengah bertengger di pilar-pilar rusak. Melihat kedatangan mereka burung gagak hitam putih mendarat di depan kaki keduanya.
"Akhirnya kalian datang, cepat, periksa kuil ini, aku dan teman-temanku tidak mau berlama-lama disini lagi," kata burung gagak.
"Kenapa kalian terburu-buru?" tanya Baekhyun.
"Harus cepat pergi, terlalu aneh. Tempat ini sering hilang tiba-tiba. Baru saja dua menit lalu terjadi lagi, dan jika sudah hilang lalu muncul, pasti ada serangan tak kasat mata melukai gagak yang lain, sudah banyak yang terluka karenannya."
Benben dibahu Chanyeol menyahut, "Sudah, bawa teman-temanmu dan pergi, tugas kalian selesai."
"Terima kasih kalau begitu, semoga beruntung."
Burung gagak hitam putih mengomandoi kawanannya terbang dan pergi meninggalkan lokasi.
Benben pindah ke pilar tertinggi yang masih bertahan.
Baekhyun menendang bongkahan kecil tembok disebelah kakinya kemudian berkata, "Kuil ini pasti dulunya sangat besar."
Chanyeol menengadah menghitung pilar yang berdiri meski tak lagi utuh, dan sisa pilar hancur lainnya. Dahi Chanyeol berkerut.
"Wilayah disekitar sini terpencil, kalau pun dulunya ada kuil aku yakin bukan kuil yang besar," usai berkata Chanyeol tertarik melihat bentuk reruntuhan dari atas. Ia mengambil ancang-ancang, pertama kalinya memakai kekuatanya yang pulih.
Mengehantakkan satu kaki ia meloncat naik ke puncak pilar yang ditempati Benben.
"Oh, maaf soal itu," ujar Chanyeol mendapati Benben terbang kilat menghindarinya.
"Pastikan tempat mendaratmu, kau bisa menginjakku tadi," keluh Benben.
"Maklumi saja, aku baru membiasakan diri dengan kekuatanku sekarang," belanya.
Chanyeol menoleh ke bawah, baru terlihat di mata luas reruntuhan lebih besar dari jarak pandang di bawah. Sebagian garis bekas bangunan telah tertimbun tanah berbatu, meski begitu bentuk masa lalu reruntuhan ini secara kasar bisa Chanyeol bayangkan.
Ia kembali meloncat turun, mendarat santai dan berkata pada Baekhyun, "Reruntuhan ini bukan bekas kuil. Bentuknya menyerupai kediaman di mansion keluarga besar."
"Rumah? Siapa yang mau tinggal diarea gersang seperti ini?"
"Entahlah, mengatakan rumah pula kurang tepat, lihat," Chanyeol mengetuk-ngetuk tembok hancur di kiri Baekhyun, tingginya sebatas setinggi pinggang. "Bahannya kokoh, biasanya hanya dipakai bangunan serupa istana, organisasi umum, atau menara."
Baekhyun menganggut-manggut, melirik Benben dan bertanya, "Benben, ada ide?"
"Aku juga tidak mengerti, coba pakai mata pendarmu, kalau-kalau ada yang tidak bisa dilihat mata telanjang biasa," usul Benben.
"Aku coba."
Belum memulai sesuatu lebih dulu terjadi, pijakan mereka bergetar hebat kemudian reruntuhan lenyap secepat kedipan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanficApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...