Rapat terakhir Kongres Keluarga Besar atau kerap disingkat KKB tiba.
Gedung kongres terletak dipusat kota, sentral wilayah yang tidak dimasukkan kedalam distrik manapun. Bangunannya terdiri dari empat pagoda lima lantai yang berdiri sejajar dua lawan dua, masing-masing pagoda disatukan koridor tak berdinding menyambung lantai-lantai dasar sehingga bila dilihat dari atas bentuknya berupa persegi, sementara pagoda-pagoda berdiri di ke-empat sudut. Area tengah pagoda adalah bangunan terpisah menyerupai kubah emas, yang warnanya menyilaukan mata saat memantulkan terpaan sinar matahari.
Disitulah rapat kongres berlangsung. Di dalamnya bangku-bangku tersusun melingkar mengikuti bentuk kubah. Bangku-bangku ini lengkap dengan meja dan tiap bangku berjarak satu langkah kaki.
Total 50 panitia yang mengikuti rapat, 33 pria, dan 17 wanita. Dari banyaknya panitia yang hadir, letak duduk Seo Joon benar-benar berhadapan letak duduk Myong Soh. Hal itu mengakibatkan kedua penatua park saling berhadapan dan melempar senyum kecil sejak awal moderator rapat membuka suara.
Pria paruh baya diakhir 40-an namun fisik dan auranya sepuluh tahun lebih muda, seorang diri berdiri, ia berkata, "Hari ini Tuan Seo Joon, Penatua Ketiga keluarga Park, juga salah satu pendiri KKB dan panitia penilai agenda atau program KKB akhirnya berkesempatan mengikuti rapat." Moderator tersenyum penuh rasa hormat. "Kepada Tuan Seo Joon, saya mendapat bisikan bahwa sebelum rapat beranjak terlalu jauh, ada sesuatu yang ingin Anda sampaikan. Untuk itu waktu dan tempat saya persilahkan."
Seo Joon balas tersenyum ramah. "Terima kasih atas waktunya moderator," katanya.
Pertama-tama Seo Joon meminta Woo Song yang duduk di sebelah kirinya agar beranjak ke tengah-tengah lingkaran, membacakan perkamen yang telah ia kerjakan kemarin malam.
Woo Song berdehem singkat dan membuka gulungan perkamen.
Ia memulai, membaca lantang nan tegas judul perkamen, puji-pujian kepada nama-nama tokoh penting pendiri Kongres Keluarga Besar, rasa terima kasih dan permohonan maaf.
Paragraf selanjutnya, inti isi perkamen berbunyi : "Tertulis melalui tangan saya sendiri, secara sadar dan sehat secara mental. Dengan ini menyatakan pengunduran diri saya atas jabatan Kepala Penilai Kongres. Sungguh suatu kehormatan menduduki jabatan ini selama kurung waktu yang tak lagi terhitung jari. Meskipun begitu, saya menemukan ketidakcocokan kongres baru-baru dengan kongres yang selama ini saya kenal. Menurut hemat saya, visi dan misi kongres tidak lagi sejalan visi misi pendirian awalnya, semangat mempersatukan setiap keluarga, generasi, melalui kekuatan yang adil dan ideal dikaburkan keinginan individu-individu di dalamnya demi membangun kekuasaan dan dominasi pribadi.''
Paragraf terus berlanjut dan disambung paragraf berikutnya yang secara garis besar membahas ketidaksehatnya kongres saat ini berjalan, menurut pandangan Seo Joon.
Perkamen pengunduran diri diakhiri permohonan maaf sekali lagi apabila terdapat kalimat dan kata-kata yang kurang mengenakkan.
Woo Song menggulung perkamen tersebut dan menyerahkannya kepada moderator lalu kembali ke bangkunya.
Seluruh peserta rapat tidak langsung bereaksi mendengar pengunduran diri Seo Joon serta pandangannya yang berisi kritikan. Pria dan wanita, tua dan muda terdiam memahami penyimpangan visi misi kongres yang dikatakan Seo Joon. Menggali lebih dalam dan dalam mengenai tujuan terbesar kongres diadakan, mau tak mau panitia mengangguk dan mengiyakan dalam hati.
Seo Joon tidak terpilih sebagai penilai kongres tanpa perhitung matang, pandangan yang selalu kritis dan idel mengikuti jaman alasan dibalik kedudukannya awet sampai detik ini. Tersampaikan melalui apa yang baru ia beberkan. Sekiranya sembilan puluh tiga persen kritiknya sesuai fakta yang ada di lapangan, bahkan bagi pelaku penyimpangan sendiri baik sadar atau tidak, sembunyi-sembunyi mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...