19| Memberi Kesempatan

382 51 13
                                    

Pagi ini seseorang datang menemui Ezza dirumah sakit. Dengan membawa buah-buahan, roti, susu dan makanan sehat lainnya.

Ezza yang merasa tidurnya terganggu pun akhirnya bangun dari tidurnya. Ia terkejut saat melihat siapa yang datang.

" Za " panggil orang itu.

" Xa " ucap Ezza menerima uluran tangan Arexa untuk melakukan high five.

" Gila pagi banget lo jenguk gue. Bolos? " tanya Ezza pada Arexa.

Arexa hanya terkekeh.

" Sorry gue kemarin gak jenguk lo " ucap Arexa sambil menarik kursi untuk ia duduk di samping Ezza.

" Santai lah, anak-anak juga bilang lo lagi jemput nyokap lo " ucap Ezza yang hanya ditatap oleh Arexa.

Beberapa detik hening, Ezza kini menatapi Arexa yang tengah menundukkan kepalanya.

" Kapan lo putus sama Azza? " tanya Ezza yang langsung membuat Arexa mendongkak menatap bertanya ke arah Ezza.

" Dia belum cerita, tapi gue tau kalo kalian udah selesai " ucap Ezza membuat Arexa mengangguk paham.

" Sorry, Za " sesalnya.

" Posisinya sulit buat gue bisa nentuin mana yang mau gue perjuangin " ucap Arexa.

" Gue pengen denger ceritanya dari lo " ucap Ezza.

" Gue putusin dia sebelum malem penyerangan " ucap Arexa.

Ezza memalingkan wajahnya dari hadapan Arexa, tangannya mengepal.

" Gue tau, gue sadar kalo gue jahat karna ninggalin dia sendirian di saat lo juga ninggalin dia karna kejadian itu " ucap Arexa dengan mata yang sudah memerah.

" Lo ingkar janji sama gue " ucap Ezza.

" Iya, gue tau gue udah ingkar janji, gue gagal buat terus jagain dan lindungin dia selama lo gak ada di sisi dia " jelas Arexa.

Hening beberapa detik.

" Gue dijodohin " ucap Arexa singkat.

Ezza kini diam, menatap Arexa bertanya.

" Iya, gue dijodohin. Gue nolak awal nya. Cewek yang dijodohin sama gue, dia sakit, kanker stadium 4. Dan bener, hidupnya gak lama lagi. Orang tuanya mau liat anaknya nikah sama gue sebelum meninggal " jelas Arexa.

Ezza mengangguk, " Gue ngerti posisi lo emang sulit " ucapnya setuju pada perkataan Arexa sebelumnya.

" Tapi gue minta sama lo buat selesain semuanya sama Azza secepat mungkin " lanjut Ezza.

" Gue lagi memperbaiki semuanya " ucap Arexa.

" Lo udah nentuin pilihan lo. Gue tau itu sulit buat lo. Tapi lo gak bisa milikin keduanya. Gue tau lo masih belum bisa lepasin Azza, lo juga gak bisa nolak perjodohan lo " ucap Ezza memberikan jeda.

" Ikhlasin Azza, jangan biarin rasa lo nantinya bikin Azza semakin hancur. Lo tau, Azza susah buat jatuh cinta. Dan lo juga tau, seberapa berharganya lo buat dia. Jadi gue minta lo buat gak ngasih dia harapan apapun lagi " lanjutnya.

" Gimana caranya gue bisa relain dia? Sedangkan dia yang pertama buat gue " ucap Arexa.

" Nasi udah jadi bubur, lo juga udah tunangan kan? " tanya Ezza sambil menatap cincin yang bertengger indah di jari manisnya.

Arexa terdiam.

" Perjuangin apa yang udah jadi pilihan lo. Jangan maksa gue buat ikut campur di hubungan kalian. Gue kasih lo kesempatan buat memperbaiki semuanya, dengan catatan, bukan memperbaiki semuanya untuk bisa kembali bersama. Gue gak mau Azza terjebak sama orang yang bukan takdirnya " jelas Ezza.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang