Setelah dari kantin dan selesai mengisi perut kosongnya, Azza dan ketiga temannya berjalan menuju kelas. Merasa ingin buang air kecil, Azza pun izin untuk pergi ke toilet sebentar.
" Gue mau ke toilet dulu, kalian duluan aja " ucap Azza yang langsung memisahkan diri.
Ketiganya hanya mengangguk mengiyakan lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Saat berjalan di koridor Azza tidak sengaja berpapasan dengan Arexa, hatinya sedikit mencelos saat mata laki-laki itu melewatinya seolah ia tidak melihat Azza yang berdiri di hadapannya.
Laki-laki itu terlihat sedang mencari seseorang. Namun Azza tidak mempedulikan itu dan kemudian pergi ke toilet.
Dari jarak kurang dari 5 meter, Azza melihat ada papan bertuliskan 'Hati-hati. Lantai licin' dan pandangannya kini tertuju pada Syela yang baru saja keluar dari toilet.
" Syela " panggil Azza sambil berlari kecil.
Sebelum uluran tangannya berhasil meraih lengan Syela, gadis itu sudah terjatuh lebih dulu.
" Aw " lenguh nya pelah.
Tangannya menyentuh kepalanya sendiri yang juga terbentur tembok dibelakangnya.
Kejadian itu dilihat oleh Arexa, dan dari posisi Arexa berdiri terlihat seolah-olah seperti Azza mendorong Syela hingga terjatuh ke lantai.
" SYELA " teriak Arexa dengan panik.
Laki-laki itu berlari dan menggeser tubuh Azza dengan kasar agar menjauh dari sana.
" Syel, kamu gapapa? " tanya Arexa sambil membungkuk lalu menarik lembut tubuh Syela ke dalam gendongannya.
Syela menggeleng pelan. Tapi jauh dilubuk hati Syela sebenarnya gadis itu merasakan sakit luar biasa di bagian bokong dan kepalanya.
" Gila lo, Za! Lo boleh benci gue, tapi kalo sampe benci lo itu ngelibatin Syela, lo keterlaluan tau gak?! " ucap Arexa murka.
" Xa, gue- "
" Gue pikir lo orang nya baik banget, Za. Gue gak nyangka lo bisa sejahat ini ternyata. Gue yang salah nilai lo, atau lo yang jago acting depam gue? " tanya Arexa dengan suara yang terdengar begitu marah.
Azza mengepalkan kedua tangannya dan menundukkan kepalanya. Karna ia rasa menjelaskan yang terjadi sebenarnya pada Arexa saat ini tidak akan mengubah apapun, Arexa hanya mempercayai apa yang ia lihat.
" Arexa, udah. Azza gak salah, kamu jangan kaya gitu. Aku ta- " ucap Syel pelan yang kemudian dipotong oleh Arexa.
" Syel, aku tau kamu baik. Tapi orang busuk kaya dia gak perlu kamu bela depan aku " ucap Arexa yang sukses membuat Azza mendongkak dan menatap ke arahnya tidak percaya.
" Arexa, kamu cuma salah pa- "
" Stt, udah. Aku anter kamu ke UKS " potongnya lagi.
Sebelum pergi Arexa menatap Azza tajam, " Gue nyesel pernah jatuh cinta sama lo " lalu Arexa pergi membawa Syela ke UKS.
Sedangkan Azza, gadis itu sudah tidak bisa menahan sesak di dadanya. Tangannya terulur untuk menekan dadanya lalu perlahan tubuhnya terjatuh ke lantai. Azza menangis.
Ia sadar, bahwa ia sudah jahat pada Arexa beberapa hari yang lalu. Tapi ia tidak menyangka jika Arexa akan lebih jahat padanya seperti ini karna sebuah kesalah pahaman.
Tanpa Azza sadari, seseorang telah memperhatikannya sejak tadi disana, bahkan sejak Azza yang tidak sengaja berpapasan dengan Arexa sebelum tiba di toilet.
Dengan tangan terkepal dan rahang yang mengeras ia pergi ke UKS.
Brak..
Suara gebrakan pintu membuat orang di dalam UKS menatap ke arah sumber suara.