Pagi pagi sekali Zriel sudah berdiri tepat didepan pintu unit apartemen Azza dengan seragam rapi dan dibaluti oleh jaket kulit kebanggaannya.
Tangan lainnya yang tidak memegang helm terangkat untuk memencet bel.
" Sebentar! " teriak Azza tepat setelah bunyi bel berakhir.
Tidak lama pintu pun terbuka, menampilkan Azza yang terlihat belum siap dengan dasi yang hanya gadis itu sampirkan di lehernya, baju seragamnya yang keluar dan sebuah sendok yang gadis itu pegang di tangannya. Dan lagi, wajah gadis itu yang masih terlihat polos tanpa make up.
Zriel hanya menatap Azza bingung, laki-laki itu pun masuk.
" Gue belum siap, lo cepet banget. Ini baru jam 6.30 " ocehnya sambil mengekori Zriel dibelakangnya.
" Ya udah, lo siap siap sana " ucap Zriel sambil mengambil sendok dari tangan Azza dan mendorong gadis itu pelan untuk masuk ke dalam kamarnya.
" Bentar. Gue baru makan empat suapan doang, Zriel " ucap Azza berjalan kembali ke arah Zriel yang kini duduk di kursi meja makan.
" Bisa telat kalo lo gak siap siap sekarang " ucap Zriel memperingati.
" Tapi itu sayang nasi goreng nya " ucapnya tidak mau kalah sambil menatap nasi gorengnya penuh harap.
Ia benar benar lapar dan tidak bisa untuk skip sarapan untuk saat ini.
" Ya udah nasi gorengnya gue yang makan. Lo siap siap aja sana ".
" Dih? Kok, lo yang makan " protes Azza.
" Enggak, enggak. Gue juga lapar. Ini gue masaknya juga buru buru karna gue telat bangun, terus dengan enaknya lo yang makan?! "
Kesal Azza, tidak terima. Ia lantas merebut kembali sendok yang ada di genggaman tangan Zriel.
Zriel menatap Azza yang kini tengah menatapnya tajam.
" Jam 6.45 lo belum siap, gue tinggal " ucap Zriel.
Azza lantas menatap ke arah jam yang kini sudah menunjukkan pukul 6.35.
Dengan kesal Azza mendengus lalu memberikan kembali sendoknya pada Zriel.
" Habisin, sayang kalo gak abis " ucapnya dengan kesal, lalu pergi masuk kedalam kamarnya.
Zriel tersenyum samar, ia lantas menyantap sarapan yang dibuat Azza.
Azza berjalan dengan mulut yang terus mengoceh tanpa suara. Ia kesal, jika saja motornya tidak ia simpan di rumah sahabatnya, mungkin ia bebas akan pergi jam berapa, telat pun tidak apa-apa bagi nya. Karna menurutnya, perutnya itu nomor satu saat ini.
---
" Naik " Ucap Zriel setelah membukakan pijakan motornya untuk Azza.
Gadis itu memalingkan tatapannya saat matanya bertatapan dengan Zriel.
Sebelum naik ke atas motor, Azza kembali dibuat salah tingkat oleh Zriel yang mengulurkan tangannya untuk membantu dia naik ke atas motor.
' Okey, gue barus sadar, ni cowok mainnya acts off service. Lo harus hati-hati ' batin Azza.
Azza mengabaikan uluran tangan Zriel, gadis itu lebih memilih memegang pundak Zriel untuk ia bisa naik ke atas motor laki-laki itu.
Zriel menatap telapak tangannya yang diabaikan oleh Azza, laki-laki itu lantas berdeham. Tangannya bergerak untuk menutup kaca helmnya kemudian menstater motornya dan mulai menancap gasnya.