61| Kehilangan

238 20 33
                                    

Seluruh teman sebaya nya satu persatu mulai sibuk dengan sesi berfoto setelah serangkaian dari acara kelulusan telah selesai dilewati.

Kini semua yang merayakan tengah sibuk mengumpulkan berbagai macam hal untuk bisa disimpan dan dikenangkan. Bersama teman, kekasih ataupun keluarga.

Kecuali Azza, gadis itu berjalan tanpa arah. Tidak tau apa yang akan dia tuju, langkahnya dia bawa mendekat pada sekumpulan orang yang mengajaknya berfoto.

Kiara, Ana dan Reyn menarik lembut lengan Azza untuk dapat mengambil foto bersama dengan Helga yang menjadi juru fotonya.

Orang tuanya sedang berhalangan hadir karna masih berada di penerbangan pulang dari Jepang selepas perjalanan bisnis. Menjadikan dirinya sendiri yang bingung haruskah dirayakan atau tidak.

" Azza, lo kenapa? Senyum dulu coba, perasaan dari tadi kaya gak berselera hidup mulu " ucap Reyn sebelum kekasihnya itu memotret mereka berempat.

" Ada apa, Za? Ada yang ganggu pikiran lo? " tanya Ana.

Azza diam tidak bergeming, netranya menatap ketiga sahabatnya. Pikirannya melayang, teringat akan setiap kata yang Bella sampaikan padanya kemarin.

" Za, ini hari kelulusan kita. Harus bahagia dong " ucap Reyn dengan seri di wajahnya.

Haruskah? Disaat pikirannya bahkan tidak bisa Azza ambil alih untuk dia kendalikan, bisakah Azza menepis semua hal yang membuat dia kecewa.

Haruskah dia berbahagia di hari yang memang seharusnya bahagia ini? Pikiran itu dia tepis jauh saat menyadari bahwa kekasihnya saja tidak bertegur sapa saat pertemuan pertama mereka setelah satu minggu kemarin. Seolah laki laki itu menghindari Azza.

Pikirannya kembali melayang jauh saat diamati nya seluruh sudut dan perkumpulan, bahwa tidak ada Yora di acara kelulusan.

Ditatapnya lagi ketiga sahabatnya dengan intens, sesaat sesak pun menjalar ke seluruh penjuru hati nya. Benarkah wajah wajah damai dengan penuh seri yang dia percayai ini ikut serta menyembunyikan pengkhianatan kekasihnya?

" Ayo, kita foto dulu berempat. Sebelum Zriel ambil lo " ucap Reyn lagi yang menarik Azza dari lamunannya.

Zriel ya? Sudah Azza katakan tadi, jika dia bahkan belum bertegur sapa dengan kekasihnya sejak awal acara dimulai. Dia pikir kekasihnya mungkin tidak akan menghampirinya apalagi untuk mengucapkan kata selamat.

Azza tersenyum, senyum yang ditangkap oleh ketiga temannya sebagai persetujuan gadis itu.

Jauh dari apa yang mereka duga, senyum itu menyimpan luka yang tidak bisa disampaikan seperti apa rasa sakitnya.

" Za " panggil Kiara.

" Be happy for our graduation. Smile " ucap nya dengan memerintah Azza untuk tersenyum pada akhir kalimatnya.

Hari yang seharusnya terasa hangat ini, justru terasa sebaliknya bagi Azza.

Ditatapnya sosok yang selama satu minggu ini hilang tanpa kabar, berjalan mendekat dengan mata yang menatapnya lurus.

Semakin langkah itu mendekat, semakin nafasnya juga terasa tercekat. Semua tentang ucapan Bella kemarin membuat Azza sibuk memikirkan berbagai kemungkinan dan ketidak mungkinan.

Seluruh yang ada disekitarnya seolah kabur, tatapannya fokus pada sosok yang menatapnya panjang tepat pada kedua manik mata miliknya. 

Azza belum siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Azza tidak tau apa yang akan dia dapatkan setelah sosok itu kini berdiri tepat dihadapannya.

Kira kira, apa hal pertama yang akan Zriel katakan padanya.

Kata maaf?

Atau, kira kira apa hal pertama yang akan Azza dapat dari orang yang berdiri dihadapannya sekarang.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang