Setelah selesai makan di kafe tadi, Ravell dan Azza kini tiba di depan gedung apartemennya.
Handphone nya tiba-tiba bergetar, Azza mengeluarkannya dari saku dan saat melihat tampilan layarnya, ada sebuah notif dari Zriel yang langsung Azza balas.
" Siapa? " tanya Ravell saat melihat perubahan raut wajah Azza saat membuka handphone nya.
" Hah? Ah, Zriel " jawabnya sambil fokus membalas mess dari Zriel.
" Ya udah, sana masuk. Gue mau langsung pulang " ucap Ravell.
" Makasih ya, Vell. Hati-hati " ucap Azza sambil melambaikan tangannya ke arah Azza.
Ravell mengangguk, " Makanannya abisin aja sendiri, jangan lo bagi sama Zriel " ucapnya sambil menunjuk paper bag yang berada di tangan Azza.
Azza tersenyum dan mengangguk, " Iya. Kabarin gue kalo udah sampe " ucapnya yang dijawab senyuman hangat oleh Ravell.
" Ya udah, gue masuk dulu ya " pamitnya yang diangguki Ravell.
Keduanya pun berpisah setelah berpamitan cukup lama.
Saat sudah sampai di lantai unit nya berada, ia dapat melihat Zriel yang sedang berdiri di depan pintu unitnya dengan masih menggunakan seragam sekolahnya, dengan masing-masing tangannya menenteng jaket dan paper bag berisi makanan.
" Dari mana? " tanya Zriel.
" Abis makan " jawab Azza sambil memasukkan sandi unitnya.
" Sama siapa? "
" Ravell " jawab Azza singkat lalu masuk kedalam unit apartemennya.
Sedangkan Zriel ia hanya diam di luar dengan raut wajahnya yang berubah dingin setelah mendengar nama Ravell keluar dari mulut Azza.
Sebelum pintunya bener-bener tertutup, Azza menahannya dan menatap Zriel yang masih berdiri di luar.
" Kenapa gak masuk? " tanya nya.
" Lo kan udah makan, ngapain makan lagi? " tanya Zriel.
" Nih, ambil. Makan kalo lo udah ngerasa laper lagi " lanjutnya.
" Gue masih laper, udah cepet masuk " titah Azza dan menarik Zriel masuk.
Sebenarnya ia sudah merasa cukup kenyang, tapi ia teringat sesuatu pada Zriel saat terakhir kali mereka makan bersama. Bahwa laki-laki itu tidak pernah terlihat makan seorang diri dan selalu pergi keluar untuk makan.