Azza mengerutkan keningnya saat motor besar milik Zriel memasuki basement apartemen. Setelah turun dari motor, Zriel menangkap kebingungan di wajah cantik Azza.
Zriel tersenyum, " Perginya jadi, kok " ucapnya seolah mengetahui isi pikiran gadis dihadapannya.
" Sengaja pulang dulu, biar lo bisa bersih-bersih terus ganti pake baju yang lebih nyaman " lanjut Zriel.
" Emang lo mau ngajak gue kemana? " tanya Azza.
Zriel menatap Azza sekilas setelah pintu lift terbuka, " Ketempat yang lo pasti suka " jawabnya.
" Pake baju yang nyaman, gue bawa mobil kok " ucap Zriel memperingati, agar Azza tidak perlu memakai pakaian yang ribet karna Zriel tidak akan mengajak nya pergi menggunakan motor.
Azza mengangguk paham, keduanya berjalan ke arah unit masing-masing. Melihat raut wajah Azza yang masih kebingungan dan tersirat rasa penasaran, membuat Zriel terkekeh.
Gadis itu terlalu berpikir keras hanya karna ajakan nya yang terkesan rahasia.
" Azza, we will have fun and spend time together. Sana siap-siap, kabarin gue kalo udah siap " ucap Zriel sambil mengelus pucuk kepala Azza.
Azza hanya mengangguk dengan seulas senyum menghiasi wajahnya, lalu dia masuk ke dalam unit apartemen nya.
Setelah selesai mandi dan merias wajahnya dengan riasan tipis, kini Azza sedang berdiri di depan lemari pakaiannya.
Irisnya menatap satu persatu baju yang digantung dan dilipat didalam lemari. Tangannya menumpu dagu terlihat seperti orang yang tengah berpikir.
" Ah, gue gak punya baju bagus " ucap Azza.
Lebih tepatnya, semua baju yang ada di lemarinya kebanyakan kaos biasa, crop top, celana jeans, jaket dan hoodie. Azza tidak pernah membeli baju yang mencerminkan anak gadis, semua pakaian didalam lemari nya lebih condong ke pakaian tomboy.
Satu satunya yang dia miliki adalah baju yang dia pakai saat dinner bersama Ravell. Dan Azza tidak ingin memakainya lagi.
Giginya menggigiti kuku ibu jarinya, irisnya menatap sebuah koper diatas lemarinya. Dia tersenyum simpul dan mulai berjinjit untuk menarik koper itu.
Didalam sana banyak sekali baju baju nya semasa SMP, mungkin ada yang masih muat. Dulu Bundanya sering membelikannya pakaian yang terlihat anggun. Azza memilih salah satu dress yang belum pernah dia pakai.
" Gue gak tau harus pake baju apa, semoga baju ini sesuai sama tempat yang bakal gue datengin sama Zriel " gumamnya.
Azza melangkah keluar saat suara bel menggema ke seluruh penjuru unitnya.
Senyum yang Azza lemparkan teramat manis saat keduanya bertatapan, Zriel membalasnya dengan senyum hangat.
" Cantik " puji Zriel.
Azza menatap Zriel bingung, " Makasih " cicitnya sangat pelan hampir tidak terdengar, sambil memalingkan tatapannya ke arah lain saat menyadari Zriel terus menatapinya hingga Azza merasa seperti sedang dikuliti.
Melihat itu Zriel terkekeh, " Ayo " ajaknya.
Mereka lantas berjalan beriringan sampai keduanya tiba di basement. Zriel membukakan pintu untuk Azza dan setelahnya dia berjalan memutari mobil untuk masuk ke dalam mobilnya nyusul Azza.
Selama di perjalanan keduanya berbincang ringan dan sesekali Azza akan bertanya akan kemana sebenarnya mereka pergi, tapi Zriel selalu menjawabnya dengan senyum. Tidak taukah Zriel bahwa sejak tadi Azza bingung harus mengatakan apalagi agar tidak hening dan mengundang kecanggungan, setidaknya bagi dirinya sendiri.