Pagi ini Azza menerima pesan dari kembarannya, Ezza. Bahwa laki-laki itu akan menjemput Azza untuk pergi sekolah bersama. Dan kini, Azza sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Baru saja ia menutup pintu apartemennya, suara berat milik seseorang membuatnya terperanjat.
" Ayo " ajak Zriel yang membuat Azza lantas menatapnya bertanya.
" Ezza udah nunggu dibawah " lanjutnya.
Azza menaikkan satu alisnya, " Gue tau? " ucap Azza.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Zriel mengangguk lalu berjalan mendahului Azza.
Di depan lobi apartemennya, Azza dapat melihat kembarannya yang sedang bersandar pada mobil Audi R8 hitam miliknya. Sadar akan kehadiran Azza, Ezza pun melepas kacamata hitamnya lalu melambaikan tangannya menyapa Azza.
Azza yang melihat itu berdecih, " So keren banget kembaran gue " ucapnya sedikit berbisik.
Lalu Zriel dan Ezza pun bersalaman, " Gimana? Udah keren belum gue buat bikin gempar satu sekolah? " tanya Ezza pada Zriel dan Azza.
Zriel hanya terkekeh dan mengangguk, sedangkan Azza ia menatap Ezza sebal.
" Lo kenapa bawa mobil yang ini, sih? Sengaja banget pengen jadi pusat perhatian? " tanya Azza sambil menunjuk mobil Ezza dengan dagunya.
" Iya lah, gue kan udah lama koma. Jadi hari ini gue tetep harus keliat keren walaupun baru bangun dari koma " jelas Ezza.
Azza hanya memutarkan bola matanya sebagai jawaban.
" Yang lain udah pada ditempat? " tanya Ezza yang membuat Azza mengerutkan keningnya bertanya.
Zriel mengangguk, " Javi, Arexa juga udah disana " jawabnya.
" Ya udah, ayo berangkat " ajak Ezza.
Zriel lalu berjalan ke motornya dan memakaikan helm lalu menyalakan motornya. Begitupun dengan Ezza dan Azza yang kini sudah masuk kedalam mobil. Kedua kendaraan itu kini mulai melaju menuju Garuda.
Di persimpangan jalan, dari dalam mobil Azza mendengar Zriel yang menggerungkan motornya berkali kali. Setelah itu, beberapa motor berdatangan dan membuat barisan dibelakang motor Zriel tepat didepan mobil Ezza.
Sudah bisa Azza yakini, jika itu adalah anggota inti GARGLE, dan matanya menangkap sosok Reyn yang tengah dibonceng oleh kekasihnya, Helga, juga Yora yang terlihat ada dibarisan dengan motor besarnya.
Tidak hanya itu, Azza pun melihat dua mobil lainnya yang kini mengikutinya dibelakang. Dalam hatinya ia menebak jika itu adalah mobil Javi dan Arexa.
Raut wajah Azza masih terlihat terkejut dan tidak percaya, sedangkan Ezza, laki-laki itu tersenyum lebar.
" Gimana? Keren kan geng motor gue? " tanya Ezza.
" Geng motor, ko bawa mobil " sindir Azza ditengah keterkejutannya.
" Gue kan baru bangun dari koma, biar aman pake mobil dulu. Mereka juga bawa mobil karna bawa cewenya " jelas Ezza.
Azza memutarkan bola matanya, namun raut wajahnya kini terlihat tidak nyaman.
" Kenapa? " tanya Ezza.
" Turunin gue disini ajalah, Za. Gue gak mau jadi pusat perhatian. Lagian lo mau pergi sekolah, apa mau konvoi sih? Rame banget, gila " kesal Azza.
Jangan lupakan Azza yang tidak suka saat dirinya harus jadi pusat perhatian.
" Udah, santai aja. Aman kok. Lo gak mau gitu pamerin ke orang-orang kalo lo kembaran gue? " tanya Ezza dengan sedikit menyombongkan dirinya.