Flashback On
4 jam sebelum kejadian.
Zriel mengendarai motornya dengan kecepatan penuh setelah pergi dari apartemen Azza.
Sebenarnya ia berusaha untuk tidak mempedulikan perintah Papa nya untuk pulang ke rumah, tapi ia merasa harus pergi jika tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak di inginkan nantinya.
Sesampainya di kediaman Dreanxa, Zriel langsung masuk ke dalam rumah, keadaan di dalam rumah sepi. Sepertinya Calva dan Mama nya sedang tidak ada di rumah.
Langkahnya ia bawa menuju ruang kerja Papa nya. Setelah tangannya mendorong gagang pintu yang menjadi tujuannya, matanya lalu menangkap sosok pria yang tidak ia ingin lihat itu sedang menatap ke arahnya tajam dengan kedua tangan yang ditautkan didepan wajahnya.
Papa nya memang sedang menantikan kedatangan anaknya itu.
" Bisa jelaskan apa yang membuat kamu bolos kali ini? " tanya Papa langsung menyerang Zriel tanpa basa basi lebih dulu.
" Kalau alasannya masih sama, Papa benar-benar tidak akan membiarkannya, Jazzriel " ucapnya memperingati.
" Kenapa? " tanya Zriel yang membuat Papa nya bingung.
" Bukannya kita udah sepakat buat gak saling peduli? Bukannya Zriel udah bilang kalo Zriel bisa hidup sendiri tanpa uang Papa dan berhenti buat menuruti semua keinginan dan perintah Papa? " ucap Zriel mengingatkan.
" Apa perlu Papa buat kamu homeschooling dan bubarin geng motor gak jelas itu secara paksa? " tanya Papa tanpa mempedulikan ucapan Zriel sebelumnya.
" Ancaman Papa tuh basi " ucap Zriel.
" Papa benar-benar akan menjodohkan kamu kalau kamu tetap susah untuk diatur, tidak pernah mau nurut dan membangkang seperti ini " ucap Papanya menatap Zriel tajam.
" Yang menentukan mau hidup seperti apa dan bagaimana itu Zriel sendiri. Yang punya hak penuh atas kehidupan Zriel, itu Zriel sendiri. Papa gak punya hak buat memutuskan jalan hidup seperti apa yang harus Zriel pilih " kesalnya.
" Papa cuma mau menjadikan kamu yang sempurna di mata Papa dan bisa Papa andalkan " jelas Papa pada akhirnya.
Zriel diam untuk beberapa saat, ia mencoba mencerna apa yang sebenarnya Papanya itu harapkan darinya.
" Sayangnya Zriel gak mau " tolaknya.
" Kenapa gak anak kesayangan Papa aja? Calva bisa jadi boneka Papa, gak harus aku " lanjutnya yang membuat Papanya geram.
" Zriel " panggil Papanya, marah.
" Zriel capek, Pa. Papa selalu nuntut Zriel buat bisa ini itu, nuntut Zriel buat ambil banyak les privat dari Zriel kecil, nuntut Zriel buat jadi sempurna yang bahkan Papa sendiri tau kalo manusia gak ada yang sempurna " jelas Zriel.
" Sekarang Papa maksa Zriel buat nerima perjodohan gak jelas itu, Papa maksa buat Zriel nurut sama semua yang Papa inginkan " lanjutnya.
" Tapi kenapa Papa gak memperlakukan Calva sama dengan Papa memperlakukan aku? Kenapa harus aku aja yang terus nerima tuntutan dan paksaan? Kenapa Calva dibiarin buat bebas memilih dan menentukan jalannya? " tatapan tajam Zriel berubah dengan perlahan, ia merasa kecewa.
" Sesayang itukah Papa sama dia? Atau, ini jasa yang harus Zriel bayar dari seorang ayah, biar Zriel dapet kasih sayang yang sama? " tanya Zriel lagi.