Hari berganti hari dan waktu terus berlalu. Hari ini tepat satu minggu sebelum mereka akan melanjutkan kehidupan mereka menjadi mahasiswa dan beberapa yang mungkin langsung terjun ke dunia kerja.
Si penasihat Gargle- Javi, mengundang seluruh anggota inti kelas 12 dan kelima teman gadis nya yang kini sudah resmi menjadi alumni untuk hadir di vila yang dia tempati.
Disini lah mereka, berkumpul untuk terakhir kali sebelum masing-masing dari mereka akan melanjutkan hidup barunya.
Terlihat banyak hidangan yang disajikan disana, halaman belakang vila terlihat sangat indah dengan hiasan-hiasan taman yang memanjakan mata. Layar lebar di bagian depan tepat di hadapan sofa sofa yang membentuk setengah lingkaran, sengaja Javi persiapkan untuk menonton rekaman selama mereka menjadi murid Garuda. Tidak begitu panjang, hanya beberapa cuplikan yang dirampungkan menjadi satu video berdurasi kurang lebih 1 jam lamanya, tapi cukup untuk mereka kenang dan mungkin suatu saat nanti akan dapat mengobati rindu mereka pada masa putih abu.
Satu persatu dari mereka mulai duduk di sofa saat melihat Javi sedang mempersiapkan alat proyektor untuk rekamannya.
Terlihat diujung kiri Ravell duduk bersama Kiara yang dihimpit Selta dan Revan disamping nya di satu sofa panjang yang sama.
Diujung kanan ada Helga yang duduk bersama Reyn, dengan Rhaikal dan Jey yang berada di paling ujung dalam satu sofa yang sama.
Tepat diantara kedua sofa itu Javi khususkan hanya untuk Zriel dan Azza yang duduk di sofa double seat.
Dan dibagian belakang sofa itu, ada sofa yang ukurannya paling panjang, dengan Ezza, Yora, Ana, Javi dan Jere yang menempatinya.
Setelah Javi duduk, rekaman pada layar lebar itu mulai memutarkan kenangan mereka yang sempat diabadikan dengan kamera oleh siapa saja yang masih menyimpannya hingga akhirnya bisa Javi edit menjadi sebuah memori indah.
Biasanya, Helga atau Jere lah yang selalu mengabadikan momen mereka dengan sapaan 'welcome to daily life ga jelas kita' diawal video nya. Saking sering nya mereka mengabadikan video, Javi sampai membelikan ponsel baru untuk keduanya pakai khusus untuk mengambil momen mereka. Dan tujuannya itu untuk saat ini, agar mereka dapat mengenang dan memiliki kenangan yang indah yang bisa mereka ingat.
Canda dan tawa sesekali terdengar saat mereka menonton menit menit awal hingga pertengahan.
Terkadang beberapa kata umpatan mereka sematkan dalam candaan saat layar lebar mulai memperlihatkan keributan keributan kecil usai tempur atau hal sepele lainnya.
Tepat saat memperlihatkan keributan mengenai Azza yang pada saat itu menjadi murid baru, sosok Arexa yang kala itu tersulut emosi usai dituduh tidak becus mengawasi Azza. Yang mana saat itu Arexa memanggil dokter Tia untuk luka sayatan Azza.
Seketika tawa mereka pudar berganti perasaan emosional yang menggebu, menyeruak dalam dada.
Melihat Azza yang berkaca-kaca, Zriel mengeratkan rangkulannya di pundak Azza dan menarik kepala gadis itu untuk bersandar padanya.
" Iel, aku kangen Axa " ucap Azza berbisik dengan nada yang terdengar pilu.
Elusan halus dan lembut Zriel beri di surai hitam milik Azza.
" Kita semua juga kangen dia. Ayo, nanti kita ziarah ke makam nya " bisik Zriel yang diangguki Azza.
Mereka yang menyaksikan pun ikut memendam kesedihan yang tiba-tiba tidak bisa dikendalikan saat cuplikan berganti, menampilkan Arexa bersama anggota inti yang sedang bercanda gurau.
Berlanjut pada momen momen indah seperti kehadiran Syela, kembalinya Ezza, kedatangannya Kiara, bahkan momen indah lainnya saat ulang tahun Azza dan Ezza, saat para anggota menerima dare, atau momen saat anggota mendekati para gebetannya, lalu Zriel yang memberikan kejutan saat pengakuan dirinya dan saat Zriel menembak Azza, semua ada disana.