Sesampainya di kediaman Althaza, Azza langsung melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah. Mencari sosok kembarannya yang menjadi tujuan Azza datang kali ini.
Setelah mendengar ucapan Zriel kemarin, pagi ini Azza langsung pergi menuju rumah nya.
" Azza " panggil Mama Clara sebagai orang pertama yang melihat kedatangan Azza.
" Sini nak sarapan dulu " ucap Mama Clara saat netranya mendapati Azza yang tengah mencari sesuatu.
" Iya, Ma. Ezza mana? " tanya Azza yang membuat Mama mengangguk paham.
" Lagi lari pagi sama Papa " jawabnya.
Azza mengerutkan kening sambil mengangguk kecil.
" Tumben banget mau lari pagi " gumamnya yang terdengar oleh Mama.
" Kalo lagi ada mau nya, ya gitu. Nempelin Papa nya terus " ucap Mama.
Azza menggeleng dengan kekehan kecil, lalu kini ia sudah bergabung dengan Mama di meja makan. Menikmati sarapan pagi ini dengan tenang hanya berdua dengan Mama.
Tidak lama setelah Azza dan Mama selesai sarapan, Ezza dan Papa baru tiba dengan keringat yang membanjiri tubuhnya hingga membuat baju keduanya basah.
" Loh, ada anak Papa yang cantik ternyata. Kapan datang? " tanya Papa sambil menuangkan air ke dalam gelas untuk ia minum.
Lain hal nya dengan Ezza yang kini tengah membuka kedua pintu kulkas untuk merasakan dinginnya lemari es itu dan meraih satu botol air mineral dingin.
" Cantik dari mana nya " sindir Ezza untuk memulai debat rutinan setiap pagi nya dengan Azza.
" Pa " adu Azza dengan memanggil Papa nya.
" Anak Papa emang cantik, enak aja kamu ngomong cantik dari mana nya " bela sang Papa.
" Kalo Azza gak cantik, berarti Mama juga dong? " tanya Mama ikut membela Azza.
Ezza mengulum bibirnya, " Okay, okay. Ezza kalah, iya Azza emang cantik " ucapnya mengalah yang langsung duduk di salah satu kursi di antara Azza dan Papa.
Azza hanya menahan senyumnya, ia merasa senang. Semenjak ia memilih untuk menerima keluarga baru ini dan memulai untuk hidup berdampingan, nyatanya kini Azza selalu merasakan kebahagiaan yang selama ini ia impikan.
" Ngapain lo kesini? Ada mau nya, nih pasti " tembak Ezza.
Azza menatap Ezza tajam, " Emang kalo gue kesini harus ada mau nya dulu? Ini kan rumah gue juga " jawab Azza.
" Buset, sensi amat. Red day lo? " tanya Ezza setelah memundurkan tubuhnya sedikit karna Azza yang memajukan tubuhnya untuk memojokkan Ezza.
" Ya lagian, nyebelin mulu " kesal Azza yang mendapatkan kekehan serta gelengan dari Papa dan Mama.
Setelah acara di meja makan pagi ini selesai, kini Azza memasuki kamar Ezza setelah sebelumnya mengetuk pelan yang langsung dipersilahkan masuk oleh si pemilik kamar.
" Tha "
Panggil Azza yang langsung mendapatkan perhatian dari Ezza yang tengah merapihkan beberapa file yang Azza yakini adalah file dokumen perusahaan orang tua kandungnya. Azza tau, karna memang Ezza lah yang nantinya akan mengambil alih perusahan Ayah nya. Papa membantu Ezza untuk mempelajari soal perusahaan.
" Hm "
" Mmm, gue mau nanya "
" Kenapa? Kaya nya serius banget kalo sampe manggil gue Atha " tanya Ezza yang kini sudah berjalan ke arah sofa dan duduk di hadapan Azza.