Setelah lumayan lama menunggu, kini Zriel dan yang lainnya berjalan mendekat ke arah MoonEvil yang sudah berapi-api untuk menyerang GARGLE.
Benar. Zriel sudah mengetahui bahwa MoonEvil akan menyerang Garuda. Sejak rapat guru dimulai, Zriel meminta seluruh anggota GARGLE untuk ke taman belakang, karena hanya tempat itu yang mampu menampung jumlah anggota GARGLE yang sangat banyak.
Lantas, dari mana Zriel dapat mengetahui bahwa MoonEvil akan menyerangnya? Jawabannya adalah Javi. Tidak tau bagaimana ceritanya Javi bisa tau, tapi selama ada hal janggal dan mencurigakan lainnya Zriel selalu mendapatkan informasi-informasi penting itu dari Javi.
" Calva " panggil Zriel pada adik tirinya.
Calva sedikit terkejut saat Zriel memanggil namanya. Ini adalah perdana ia mendengar langsung abang nya itu menyebutkan namanya. Tanpa berlama-lama lalu Calva berjalan mendekat ke sampingnya.
" Lo masuk kedalem, amanin semua orang " titahnya.
" Gue mau ikut tawuran " pintanya pada Zriel.
Zriel menatap tajam adik tirinya itu, tatapannya berubah sendu saat ia sadar bahwa nyawa nya berada ditangan Calva.
" Ga ada yang bakal tawuran, nurut sama gue Calva. Kali ini aja " ucapnya sedikit lembut.
" Nicko, lo tarik anak-anak lo buat mundur. Bantu Calva buat amanin warga sekolah " titah Ezza yang diangguki oleh Nicko.
" Jian, kerahin anggota lo buat ikut amanin. Biarin anggota inti lo yang diem di sini bareng lo " ucap Ravell yang diangguki Jian.
" Dava, lo kerahin anak anak buat jaga bagian depan sekolah. MoonEvil ngepung sekolah kita, gue nitip buat jangan ada yang keluar dari gedung sekolah " ucap Zriel pada Dava, salah satu anggota GARGLE terbaik angkatan kelas 12.
Dengan pasrah Calva ikut dengan Nicko dan Dava menarik mundur semua anggota GARGLE kelas 12, kelas 11 dan kelas 10.
" Mau apa lo dateng kesini? " tanya Zriel santai namun tetap terdengar menusuk bagu musuh yang mendengarnya.
" Gue dateng buat balas dendam " jawab Hito dengan lantangnya.
" Si anjing lagak nya, baru aja kemaren dibikin babak belur, sekarang so soan mau balas dendam " sindir Helga sedikit mengejek.
" Gak kapok lu? Wajah udah kaya orek tempe masih aja belagu " sindir Jere.
Namun cara Hito merubah ekspresi wajahnya membuat Zriel menatapnya begitu dalam. Sebelah alisnya naik, lalu Hito tersenyum sarkas.
" Kalo kali ini gue yang bikin lo hancur, gimana? "
Bukannya menjawab, Zriel justru diam. Ia sedang mencerna kalimat yang dilontarkan oleh Hito. Keduanya saling melemparkan tatapan yang begitu tajam.
" Mimpi lo ketinggian buat bisa bikin kita hancur " jawab Revan.
" Halah gaya lo, percaya diri banget bisa menang " ucap Rhaikal diakhiri dengan mendengus sebal karena ucapan-ucapan yang selalu tidak bisa dibuktikan MoonEvil sedari dulu.
" Lo kalo gak mau ketemu tuhan gak usah cari masalah " ucap Jian yang kini sudah berdiri menantang dengan wajah yang terlihat menyepelekan MoonEvil.
" Lo semua liat aja, kali ini gue yang menang "
Tepat setelah Hito berbicara, dua orang berjalan mendekat ke arah mereka.
Semua mata menatap ke arah sana.
Terutama Zriel dan Ravell, matanya kini sudah menatap lekat kearah seorang gadis yang sangat ia benci kehadirannya.
" Gimana? " tanya Hito pada laki-laki yang baru datang itu.