44| Rahasia Pemimpin Unit Serangan

230 27 19
                                    

Gemerlap cahaya lampu warna warni menerangi ruang tengah basecamp yang gelap gulita. Tempat yang biasa mereka jadikan sebagai tempat untuk berkumpul kini di sulap layaknya club malam, dengan minuman alkohol dan makanan ringan yang tersaji di atas meja yang berada di tengah-tengah ruangan itu.

Suara dentuman musik yang berputar sangat keras, meredam ucapan-ucapan yang mulai melantur dari mereka yang sudah setengah sadar.

" Ada gila nya si Ezza. Gue pikir party biasa, tau nya party minum minum. Mana dia ngundang anak cewek lagi " ucap Rhaikal sedikit melirik ke arah Ezza yang kini sudah hampir tepar dengan satu botol minuman dalam genggamannya.

" Tau, temen lo tuh " ucap Helga yang kini sedang duduk disamping Reyn, menjaga kekasihnya agar tetap aman.

Rhaikal menggeleng samar, " Kembaran lo tuh, Za " ucapnya sambil menunjuk Azza.

Azza menggeleng, " Bukan, bukan kembaran gue. Gak tau tuh, siapa ya? " ucap nya yang mendapatkan respon gelengan dengan disertai kekehan karna mendengar jawaban dari Azza.

Zriel yang duduk bersebelahan dengan Azza pun hanya tersenyum sambil terus menatapi wajah cantik Azza.

Suara pintu terbuka membuat sebagian dari mereka yang masih sadar langsung menatap ke arah sumber suara. Rupanya Arexa lah yang datang di balik pintu yang baru saja terbuka, menampilkan wajah nya yang sedikit lesu juga pucat. Ntah lah, mungkin karna bias cahaya berwarna biru yang menerangi seluruh ruangan itu lah yang membuat mereka merasa bibir laki-laki itu terlihat pucat.

" Widihh, siapa nih? " ucap Jere heboh yang sudah setengah sadar akibat minum terlalu banyak.

" Yang bolos juga pengen join party " sindir Jey yang juga sudah mabuk.

" Syela mana, Xa? " tanya Reyn.

" Gak gue ajak, dia baru selesai kemo masa gue ajak party? " jawab nya yang diberi anggukan dari mereka.

" Lagian gue juga gak mau Syela di godain temen-temen laknat gue yang kalo udah mabuk kelakuan bejat nya pada keluar semua. Bawaannya pengen gue tenggelemin di laut mati " jelas Arexa yang mengundang tawa dari mereka bahkan yang sudah mabuk pun ikut tertawa.

Azza yang sedari tadi hanya diam menyaksikan pun menunduk saat mendengar penjelasan Arexa.

Zriel yang menyadari itu pun lantas mendekatkan mulutnya ke arah telinga Azza, " Lo gapapa? " tanya nya lalu menjauhkan wajahnya dari telinga Azza.

Netra milik Azza itu terlihat membulat, ia terkejut dengan Zriel yang tiba-tiba bertanya dengan jarak yang begitu dekat, hembusan nafas Zriel yang menerpa daun telinga nya itu membuat Azza sedikit merinding.

Ia lantas menggeleng, " Gue gapapa " ucapnya.

" Gue liat-liat lo makin sering bolos aja, Xa " ucap Helga yang mulai membuka kembali topik obrolan seputar bolos.

" Rajin banget bolos lo Xa, tiap seminggu dua kali lagi. Udah melebihi rajin bolosnya si Helga aja lo " ucap Jere dengan mata yang menatap Arexa sayu.

" Si Helga bolos kan bareng lo, bodoh " ucap Rhaikal.

" Tau lo, kan kita bestie " ucap helga sambil menaikan kedua alis nya mengusili Jere yang sudah mabuk.

" Dih? Lo aja sono, gue gak mau bolos bareng lo lagi. Lo bolos nya berdosa banget, kalo gak ke warnet buat main ps ya godain cewek di warung ibu. Gue gak mau lagi jadi korban hubungan lo sama cewek lo ya " ucap Jere yang membuat Helga melotot, menyesal karna sudah mengusili Jere yang sedang mabuk.

" Ah! Iya, cewek lo ada di sini " gumam Jere sambil menunjuk Reyn.

" Putusin aja cowok lo Reyn, mending sama gue " lanjutnya.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang