56| Rumit (2)

138 13 13
                                    

Deru nafas kedua insan yang baru saja meresmikan hubungannya sebagai pasangan kekasih itu kian mereda. Tawa yang mengiringi keduanya selama diperjalanan pulang sampai kini keduanya telah berdiri tepat didepan unit milik Azza pun mulai pudar.

" Kayanya mereka sekarang lagi maki maki kita, deh " kekeh Azza.

Zriel tersenyum menanggapinya.

" Masuk dulu? " tanya Azza setelah senyumannya mereda.

Satu alis Zriel naik, menatap Azza bertanya. Sedangkan Azza, dia jadi canggung sendiri.

" Emm, maksud gue. Biar sekalian makan siang, tadi gak sempet makan siang kan di sekolah? Biar gue masakin, kita makan bareng " ucap Azza dengan raut wajah canggung nya.

Zriel hanya mengangguk sebagai jawaban, melihat itu Azza lantas mulai memasukkan pin unit miliknya.

Melihat Azza yang gugup seperti itu membuat Zriel terkekeh. Keduanya kini masuk ke dalam unit milik Azza. Iris mata yang lebih tajam itu tidak hentinya menatapi wajah cantik penuh binar yang mulai hari ini bisa dia claim sebagai miliknya.

" Gimana? " tanya Zriel sambil menatap Azza intens.

Azza yang ditatap begitu dalam oleh Zriel pun mulai mengendalikan raut wajah nya. Kedua alisnya bertaut, menatap Zriel bertanya. Lalu Azza melangkah mendekati sofa untuk menaruh tas dan jaket nya di atas sana.

" Gimana apa nya? " tanya Azza.

" Kejutannya " ucap Zriel.

Kedua bola mata Azza bergerak kesana kemari dan sesekali menautkan kedua alisnya, mencoba memahami kemana arah obrolan Zriel.

" Your birthday " ucap Zriel membuat Azza akhirnya sadar.

Ada jeda beberapa detik, sebelum Azza membawa tubuhnya melangkah untuk lebih dekat dengan Zriel yang bersandar pada meja pantry.

" This year is the most beautiful birthday "

" Cause, I got such a beautiful gift and the surprise you gave me made me pray that it will continue to bring me happiness " ucap Azza penuh dengan keseriusan.

Zriel tersenyum hangat, tangannya dia angkat untuk mencolek hidung Azza gemas. Syukurlah jika kekasihnya itu merasa senang, karna Zriel pun begitu.

Kakinya Zriel bawa melangkah untuk duduk di sofa ruang tv milik Azza, sambil melepas hoodie yang dipakainya.

Sekilas Azza dapat melihat punggung bagian bawah Zriel yang sedikit terekspos karna tersingkap saat laki-laki itu melepaskan hoodie nya. Alis nya bertaut, matanya menatap Zriel penuh menyelidik. Pikirannya kini terbang, mengingat dan menebak akan apa yang baru saja dia lihat.

" Azza, pepatah bilang, bahagia itu sederhana " ucap Zriel yang menyadarkan Azza dari lamunannya.

Kedua saling menatap, sesaat Azza lupa akan apa yang mengganggu pikirannya tadi.

" Sesederhana kita tersenyum dan bersyukur dengan apa yang kita punya " lanjut Zriel.

Azza mendengarkan setiap kalimat yang Zriel katakan dengan seksama, tubuhnya kini sudah duduk tepat disamping Zriel, saling berhadapan dengan saling melayangkan tatapan yang tidak kalah intensnya. Melupakan kejadian beberapa menit lalu tentang apa yang membuat Azza penasaran.

" Gue setuju. Karna sekarang, gue bersyukur punya lo di hidup gue. Sesederhana itu Tuhan kasih gue kebahagiaan " lanjut Zriel.

" Azza, ayo kita ciptain bahagia kita berdua " lanjut nya masih menatap Azza begitu dalam.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang