Sore ini semua anak GARGLE sudah berpisah dan pulang ke rumahnya masing-masing, kecuali anggota inti termasuk anggota inti kelas 10&11.
Kini mereka tengah berkumpul di basecamp, walaupun sebenarnya ini bahaya, tapi mereka tetap berkumpul di basecamp mereka.
" Gue gak ngerti sebenernya mereka lagi ngerencanain apa, tapi gue yakin mereka udah mulai permainan mereka lagi, Zriel " ucap Helga membuka obrolan.
" Bener. Buktinya kita kumpul di basecamp aja mereka gak nyerang kita kaya biasanya " timpal Jere menyetujui ucapan Helga.
" Kalo sampe kita dibodohin lagi sama mereka, gue hajar abis sampe mereka bisa gue kirim ke hadapan tuhan " ucap Jey yang memang sudah sangat emosi pada MoonEvil.
" Lo kalo emosi jangan sambil natap gue bisa? Berasa kaya gue yang mau lo hajar, anjir " protes Jere.
" Gue lagi emosi " ucap Jey.
" Ya, gue tau. Gak ada yang bilang juga lo lagi nyanyi kan? " ucap Jere lagi.
" Lo kalo masih mau becanda, gue tebas pala lo ya! Sekarang bukan waktunya buat becanda, Jer " ucap Rhaikal yang sebenarnya sedari tadi sedang menahan agat tidak meledakkan emosinya terhadap MoonEvil yang mungkin saja akan ia luapkan pada temannya ini.
" Salah lagi gue, salah mulu, salah teross " ucapnya yang kini menundukkan kepalanya dengan wajah yang cemberut.
" Jer, jangan mulai " ucap Rhaikal yang membuat Jere mengangguk tersenyum sambil memundurkan dirinya saat melihat Rhaikal yang hendak mendekatinya.
" Iya, iya, enggak. Gue diem " ucap Jere pada akhirnya.
" Gue pikir mereka lagi nyari waktu yang pas buat nyerang kita. Mereka sengaja main main, kalo mereka mangsa anak Garuda. Biar apa? " ucap Javi.
" Biar kita waspada dan cuma fokus buat jaga anak Garuda. Tapi sebenernya tujuan mereka itu adalah kita " lanjutnya.
Ravell mengangguk setuju.
" Mungkin rencana mereka itu buat kita lengah. Mereka ngebuat kita ngerasa aman karna mereka yang ternyata gak ngelakuin serangan apapun sama anak Garuda "
" Di saat nanti kita berkeliaran bebas kaya biasanya, karna gak ada satupun dari mereka yang nyerang anak Garuda, mereka mungkin bakalan langsung nyerang kita tanpa ada persiapan matang dari kita " lanjut Ravell.
Semuanya kini mengangguk setuju.
" Itu baru spekulasi lo berdua. Masih banyak kemungkinan kemungkinan lainnya, tapi kita keep dulu itu. Karna bisa jadi emang itu tujuan mereka, dan kalo ternyata bener, kita bisa cari solusi buat gagalin rencana mereka " ucap Selta yang membuat semuanya menatap ke arahnya.
Sudah cukup lama mereka tidak mendengar Selta berbicara banyak, biasanya laki-laki itu hanya akan mengatakan ' iya ', ' enggak ', ' sabar ', atau yang paling panjang ' jangan emosi '.
" Gue mau mastiin spekulasi itu, Bang " ucap Jian.
Semuanya kini beralih menatap ke arah Jian.
" Gue punya rencana " lanjut Jian.
" Coba lo jelasin rencana lo " ucap Javi.