36| Meluruskan Kesalah Pahaman

227 32 7
                                    

Setelah Zriel membuka pintu dan menerima sapaan dari orang yang kini telah menerobos masuk ke dalam unit apartemennya. Zriel sedikit menahan panik, karna ia yakini setelah Ezza melihat kembarannya berada di tempatnya saat ini pasti akan menimbulkan kecurigaan dan juga ke salah pahaman.

" Gue dateng kesini mau denger penjelasan lo, kenapa lo bisa ribut sama Rav- "

Kalimat yang Ezza lontarkan tertahan saat matanya menatap sosok kembarannya yang tengah duduk di meja makan dengan penampilan orang baru bangun tidur.

" Vel " lanjut Ezza dengan raut wajah terkejut dan kebingungan.

Javi yang berada dibelakangnya dan melihat Ezza terkejut pun kini ikut menatap ke arah yang tengah sahabatnya lihat itu.

Sedangkan Zriel, laki-laki itu kini tengah memalingkan tatapannya saat Ezza menatap penuh curiga dan mengintimidasi ke arahnya.

" Za " panggil Javi saat Ezza baru saja hendak melangkah untuk mendekati Zriel.

Ezza membuang nafasnya berat dengan mulut terbuka, lalu menatap Zriel tajam.

" Jelasin ke gue, kenapa lo bisa berduaan sama adik gue di apart lo " tanya Ezza dingin.

Tidak, Ezza tidak marah. Ia hanya sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat saat ini. Sejauh yang ia tahu pun yang ia pantau dari Zriel dan kembarannya itu, ia pikir tidak akan sejauh ini.

Yang ditanyai hanya diam dan tidak menjawab. Ezza lantas mengangguk mengerti saat ia melihat Zriel yang diam, lalu ia memutar kepalanya untuk menatap Azza.

" Azza, lo tidur di apart nya dia? Jujur sama gue " tanya nya.

Azza menatap Zriel takut, " Iya " jawab Azza sambil menundukkan kepalanya.

Hendak menjawab tidak, namun faktanya ia benar-benar tidur di tempat Zriel.

Ezza menarik nafas lalu membuangnya kasar setelah mendengar jawaban jujur dari kembarannya itu.

" Sejak kapan? " tanya Ezza dengan nada bicara yang mulai tenang dari sebelumnya.

" Sejak kapan apa nya? " tanya Azza balik.

" Sejak kapan lo bisa berduaan sama cowok? Tidur satu atap kaya gini? " tanya Ezza.

" Ezza " panggil Javi guna menenangkan Ezza saat melihat Azza yang kini menunduk sambil memainkan kuku jari nya.

" Lo diem, Jav. Lo gak tau apa-apa " potong Ezza sambil menunjuk wajah sahabatnya itu.

Mau bagaimanapun, Ezza adalah kembarannya, kakaknya, jadi tidak ada salah nya jika ia bersikap seperti ini, walaupun Zriel adalah laki-laki yang bisa Ezza percaya, tapi tetap saja ia sangat mengkhawatirkan Azza yang ia yakini masih belum sembuh dari traumanya.

Javi menghembuskan nafasnya, jika sudah begini yang bisa dilakukan untuk membuat Ezza tenang hanya penjelasan dari Zriel.

" Gue tau, Za " ucap Zriel yang seketika membuat ketiga orang disana menatap ke arah Zriel yang baru saja membuka suaranya.

Ezza masih menatap Zriel tanpa berniat untuk membuka suara, seolah ia sedang menunggu penjelasan dari kalimat yang baru saja Zriel katakan.

" Gue tau dia punya trauma sama cowok " ucap Zriel yang kini saling melemparkan tatapan serius dengan Ezza.

" Gue tau dia punya trauma karna kejadian waktu dia kecil. Dan gue,- " Zriel memberi jeda.

" -disini gue berusaha buat lindungin Azza dari trauma nya " lanjutnya dengan nada bicara yang begitu tenang sambil berjalan mendekati Ezza.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang