Usai berpamitan dengan Ravell dan mulai berjalan memasuki gedung apartemen, Azza merasa bersalah pada Zriel yang sudah menunggunya hingga berjam-jam.
Dalam pikirannya ia terus mempertanyakan, apakah Zriel benar-benar menunggunya, atau, apakah Zriel menurutinya untuk makan di unit apartemennya dan lain sebagainya. Kini kepalanya ramai di isi oleh laki-laki itu.
Sesampainya di depan pintu unit apartemennya dan memasukkan sandi lalu masuk, matanya menatap sekelilingnya yang tidak ada Zriel di sana. Ia lalu berjalan keluar dan menghampiri unit Zriel, menekan bel itu hingga terhitung 10 kali.
" Dia pergi keluar, atau ketiduran? " tanya nya bermonolog.
Ia kemudian mencoba menelpon Zriel, suara dering ponselnya itu terdengar, Azza sedikit merasakan lega saat tau Zriel berada di dalam unit nya sendiri.
Tiba-tiba, panggilannya ditolak dan beberapa saat kemudian, Zriel muncul di balik pintu.
" Maaf, gue lama. Lo ketiduran? Gara-gara lo nunggu gue? " tanya Azza setelah dipersilahkan masuk oleh Zriel.
" Gue gak nunggu lo " jawab Zriel dingin.
Mendengar itu, Azza mengigit pipi bagian dalamnya. Ia tau jika Zriel marah karna ia tidak menepati perkataannya dan membuat Zriel menunggu.
" Karna lo udah balik. Gue mau pergi " ucap Zriel yang membuat Azza menatapnya bingung.
" Kemana? " tanya Azza.
" Cari makan, lah. Gue belum makan karna lo paska buat jagain apart lo " sarkas nya.
Harusnya Azza membalasnya seperti biasanya, tapi kali ini ia memilih untuk diam. Ia bisa saja membalikan nya, karna penyebab dari semua yang terjadi kini adalah Zriel. Tapi ia lebih sadar diri, ia kini sedang menumpang dan membuat si pemilik apartemen menunggu karna ia tidak pulang cepat.
" Gue buatin lo makan. Tapi jangan pergi " pintanya yang membuat Zriel hampir saja terayu oleh wajah memohon Azza yang terlihat sangat gemas.
" Gue maunya pergi, lagian gue juga gak ada stok apapun buat bisa dimasak " tolak Zriel.
" Bahaya, Zriel. Lo tega ninggalin gue sendirian? " tanya Azza.
Melihat Zriel yang hanya diam, dengan cepat Azza pergi dari sana, " Tunggu gue ambil bahan bahan yang mau gue masak di apart gue " ucap Azza, lalu melenggang pergi.
Sedangkan Zriel, ia hanya memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya saat menyadari apa yang baru saja ia lakukan pada Azza.
Gue kenapa, sih? Gue gak tau gue kenapa, itu lah yang ada dalam benak Zriel saat ini.
Tidak berselang lama, Azza kembali dengan membawa begitu banyak bahan makanan di kedua tangannya.
" Sebelum gue masak, gue mau ganti baju dulu, sekalian cuci muka " izinnya yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Zriel.
Selama Azza sedang berganti baju, Zriel menyiapkan peralatan masak yang ia pikir akan Azza pakai dan menata bahan-bahan di atas meja dapur.
Suara pintu di buka membuat Zriel mengalihkan atensinya pada Azza, gadis itu keluar hanya dengan memakai hoodie kebesaran dan celana pendek berbahan kain.
Zriel dengan cepat memalingkan tatapannya ke arah lain.
" Lo diem, duduk manis aja. Lo terima jadi aja, okay? " tanya Azza yang hanya ditatap dengan satu alis terangkat oleh Zriel.
Selama gadis itu masak, Zriel hanya duduk menunggu seperti apa yang Azza perintah, dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celana pendeknya.
Larut dalam pikirannya yang membayangkan betapa bahagianya dia jika terus bisa dibuatkan makanan oleh Azza, ia seperti merasakan bahagia yang ia sendiri pun sulit untuk menjelaskannya.