58| I Love You, Aya

237 19 6
                                    

Cuaca pagi ini begitu cerah, namun tidak dengan paras wajah seseorang yang tidak berseri sejak tadi malam.

Azza, gadis itu menghentikan langkahnya di antara dua gundukan tanah yang sudah ditumbuhi oleh rerumputan dengan batu nisan dibagian atas nya.

Disampingnya, ada Zriel yang menggenggam jemarinya begitu erat, menyalurkan kekuatan agar kekasihnya dapat tegar.

Tangan mungil itu melepaskan genggamannya lebih dulu, Azza merendahkan tubuhnya untuk jongkok di hadapan kedua nisan orang tuanya dan menaruh sebuket bunga di masing masing nisan.

Zriel ikut berjongkok kala melihat kepala Azza mulai tertunduk, pundaknya bergetar dan suara isakan mulai terdengar.

Dengan lembut Zriel mengelus punggung Azza, memberikan tenang agar kekasihnya itu dapat menyampaikan tentang kerinduannya.

" Ayah, Bunda " ucap Azza dengan suara yang sangat pelan.

" I miss you " cicit nya dengan diselingi suara isakan.

" Maaf Aya baru dateng lagi " suaranya kini tercekat.

Dengan begitu lembut Zriel menarik kepala Azza untuk bersandar di dada nya, membiarkan kekasihnya itu menangis dalam pelukan nya.

Sungguh, hati nya merasa sangat sesak. Dengan sekuat tenaga Zriel menahan dirinya untuk tidak ikut menangis.

Sedangkan Azza, gadis itu menangis cukup keras dalam pelukan kekasih nya. Ada begitu banyak emosi yang Azza rasakan, rindu, sedih, menyesal dan masih banyak lagi. Semua emosi itu bercampur menjadi satu. Dan rasanya sungguh menyesakkan.

" Aya kangen kalian " ucap Azza.

Zriel menepuk nepuk lembut pucuk kepalanya, membuat Azza tanpa sadar mulai bisa mengontrol tangisannya.

Azza melepas pelukannya dan mengelap sisa air mata di kedua pipinya. Melihat itu, Zriel membantu untuk merapihkan anak rambut yang menempel di pipi gadis itu.

" Ayah, Bunda apa kabar? " tanya Azza mulai mengajak ngobrol sosok yang sudah tidak bisa dia lihat lagi wujud nyata nya.

" Gimana disana? "

" Aya harap kalian baik baik aja, karna sekarang Aya juga mulai baik baik aja " lanjutnya.

" Belum lama ini, Aya mulai nerima keadaan Aya. Aya tinggal bareng Ezza di rumah Papa Yoga sama Mama Clara. They love me like their own child. I'm happy, now " ujar nya dengan tersenyum getir.

Azza menarik nafasnya, jari nya terulur untuk menghapus jejak air mata di pipi nya " Oh iya, Ayah, Bunda ini Zriel " ucap nya memperkenalkan Zriel.

" Pacar Aya " lanjutnya.

Zriel tersenyum sejenak, " Halo om, tante " ucap Zriel menyapa kedua batu nisan dihadapannya.

" Ganteng kan? " tanya Azza diakhiri dengan kekehan.

" Dia juga hebat, dia yang bakalan jagain Ayah sekarang, jadi Ayah sama Bunda gak perlu khawatir lagi. He's loved me for a long time, since I was little when we both met by accident " lanjut Azza sambil menatap Zriel sesekali dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

" And all this time, he's only loved me. Am I lucky? "

Keduanya saling bertatapan.

" I think, yes. I'm very lucky to have him, I'm very lucky to get such great love from him " ucap Azza, iris cantik nya kembali menatap dua nisan dihadapannya.

Zriel berdeham, dia menatap Azza yang sedang menatap lurus kedua nisan milik orang tuanya.

" Lebih tepat nya saya yang beruntung om, tante. I'm luckier because I have her who is so perfect " ucap Zriel dengan netra yang masih menatap Azza dalam.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang