16| Rasa Yang Kembali Hadir

348 52 9
                                    

Lima menit lagi bel akan segera berbunyi, gerbang pun sudah tertutup rapat sejak beberapa detik yang lalu.

Sedangkan Azza, gadis itu masih berjalan di halaman sekolah menuju kelasnya. Hari ini ia pergi sekolah dengan menaiki Taxi. Ia tidak sanggup untuk mengendarai motornya sendirian.

Baru saja ia melangkahkan kakinya memasuki kelas, tiba-tiba suara jeritan panik temannya membuat ia memejamkan matanya.

" AZZA! MUKA LO PUCET BANGET GILA " teriak Reyn terkejut dengan tampilan Azza yang terlihat begitu pucat.

Mendengar teriakan Reyn, seisi kelas yang awalnya tengah sibuk dengan urusannya masing-masing kini menatap ke arah Azza, termasuk Zriel, Ravell, Arexa dan Helga.

Karna suasana menjadi sangat hening Yora dengan kesal menutup mulut Reyn rapat-rapat saat gadis itu hendak membuka kembali suaranya.

" Berisik banget, masih pagi astaga " ucap Yora.

Ana lantas menghampiri Azza untuk menuntunnya duduk ke bangkunya.

Saat Azza berjalan, matanya tak sengaja menatap mata Zriel yang tengah menatapnya dingin. Karna Azza tau jika Zriel pasti sedang menahan marah, ia berniat untuk mengalihkan tatapannya lebih dulu.

Namun, sebelum itu terjadi Zriel sudah lebih dulu memalingkan tatapannya ke arah jendela. Hal itu membuat hati Azza sedikit mencelos.

" Za, kenapa lo? " tanya Helga.

Azza yang ditatap bertanya oleh Helga hanya menggeleng sebagai jawaban.

" Lo skip makan lagi ya, Za? " tanya Ana.

Azza hanya tersenyum lemah.

" Lo tuh hobi banget ya skip makan? " tanya Reyn kesal pada temannya yang selalu skip makan.

Lalu, suara bel masuk pun membuat seisi kelas duduk di kursi nya masing-masing.

" Za, lo gak akan izin ke UKS aja? " tanya Ana.

Azza menggeleng.

" Gue gak mau lo pingsan dikelas ya. Ke UKS aja, ya Za? " ucap Reyn.

" Gue mintain izin , deh. Atau sekalian mau gue temenin? " tanya Yora.

Azza kembali menggeleng, " Guys, I'm okay " ucap Azza pelan.

" Pagi semua " ucap seorang guru yang baru saja masuk, membuat semua murid kini duduk menghadap ke arahnya.

" Pagi " jawab mereka serentak.

Baru saja Zriel hendak mengangkat tangannya untuk meminta izin pada sang guru agar Azza bisa pergi ke UKS, seseorang di sampingnya dengan cepat mendahuluinya untuk mengangkat tangannya.

" Iya, kenapa Arexa? " tanya guru tersebut menatap ke arah Arexa yang membuat Arexa mendapatkan atensi dari beberapa teman kelasnya.

" Bu, boleh saya izin mengantarkan Azzayra ke UKS? " tanya Arexa yang membuat seisi kelas melirik tidak percaya pada laki-laki itu.

Bahkan, Zriel dan Azza pun menatapnya tidak percaya.

" Azza? " tanya guru itu sambil menatap ke arah Azza.

" Kamu sakit apa? Muka kamu pucat sekali, Azza " tanya guru itu.

" Maag nya kambuh, Bu " jawab Arexa yang lagi-lagi membuat beberapa murid melirik ke arahnya.

Masalahnya, yang ditanya Azza yang menjawab malah dirinya.

Dan lagi, mereka sangat penasaran bagaimana bisa seorang Arexa bersikap seperti ini pada Azza. Padahal yang mereka ketahui, Arexa bukan tipe laki-laki yang peduli pada gadis disekitarnya, apalagi mereka semua tau jika Arexa sudah memiliki tunangan.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang