Jam sudah menunjukkan pukul 7:30 malam. Dua manusia dengan penampilan yang sama rapihnya itu secara bersamaan membuka pintu unit apartemennya masing-masing.
Mata elang Zriel kini tengah menatap kearah Azza yang terlihat begitu rapih dan sedikit berbeda dari biasanya?
Zriel tersadar dari lamunannya begitu Azza menatap balik dirinya.
" Ekhemm " deham Zriel guna meredam canggung yang mungkin saja hanya dia yang merasakannya.
Matanya kini menatap Azza lurus " Mau kemana lo? " tanya Zriel sedikit bingung dengan cara berpakaian Azza yang terlihat sangat berbeda.
" Hm? " bingung Azza setelah menutup pintu apartnya.
Gadis itu memutar tubuhnya untuk mnghadap ke arah Zriel " Ya- gue kan mau pergi " jawab Azza.
Zriel diam beberapa saat, ia tertegun menatap gadis didepannya, polesan tipis diwajahnya dan rambut curly nya yang dibiarkan tergerai membuat Azza terlihat begitu cantik malam ini.
Namun Azza justru merasa bingung saat laki-laki dihadapannya itu kini tengah menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
" Lo kenapa liatin gue kaya gitu? " tanya Azza sedikit tidak nyaman.
" Ini baju yang tadi lo beli bareng gue? " tanya Zriel sambil menatap Azza dari ujung kaki sampai ujung kepala, lagi.
Azza mengangguk ragu, " Iya. Kenapa? " bingungnya.
" Lo kerasukan apa tiba-tiba pake baju sama rok mini? " tanya Zriel yang berubah menjadi dingin.
Raut wajah Azza seketika berubah " Ck! Gue gak kerasukan, Zriel. Gue cuma mau pergi " ucapnya, kesal.
" Sama siapa? " bukan tanpa alasan Zriel bertanya seperti itu pada Azza.
Pertama, ia hanya penasaran siapa yang membuat Azza berani pergi keluar dengan pakaian serba mini seperti ini. Dan kedua, jika gadis itu benar-benar akan pergi dengan Ravell, laki-laki itu pasti menegur Azza untuk tidak memakai pakaian serba mini seperti ini di malam hari.
" Ravell lah. Lo kan tau, gue ada janji mau dinner bareng dia " jawab Azza dengan senyuman diakhir kalimatnya yang terlihat cantik. Tapi justru hal itu membuat Zriel menatapnya tidak suka.
" Serius lo pergi pake kaya ginian? " tanya Zriel masih dingin.
Bukan tanpa alasan, tapi rok yang dikenakan gadis itu sungguh pendek ditambah dengan baju tanpa lengan membuat Zriel tidak suka. Ini seperti bukan Azza, ia lebih suka melihat gadis itu mengenakan pakaian kebesaran atau tomboy seperti biasanya.
Azza mengangguk yakin, " Iya lah. Gue harus feminim kalo jalan sama dia. Lo tau dia serapih apa kalo pergi-pergian. Masa gue mau pake jaket kulit celana jeans kaya biasanya? Yang ada orang-orang liatnya dia lagi jalan sama preman " jelas Azza panjang lebar.
Zriel terdiam, ' Sampe segininya lo sama dia? ' batin Zriel.
Lalu tiba-tiba Azza melangkah mundur, " Gimana? Gue cantik kan pake baju ini? " tanya Azza sambil memutarkan tubuhnya.