33| Cemburu dan Marah

345 49 17
                                    

Bel masuk istirahat berbunyi, tapi raut wajah Reyn, Yora, Ana dan Syela terlihat begitu panik. Sejak Azza izin ke toilet sebelum pergi ke kantin, gadis itu tidak terlihat lagi batang hidungnya.

" Gue kasih tau cowok gue aja, Na? " tanya Reyn pada Ana.

Ana menggeleng, " Yang ada, malah bikin Ezza panik. Lebih baik lo kabarin Zriel aja " ucapnya.

" Kenapa gak Ravell aja? " tanya Yora.

Sebelum Ana menjawab, sosok yang tadi dibicarakan muncul. Zriel berjalan mendekat menuju kelas mereka seorang diri.

" Zriel " panggil Syela.

" Syukur lo disini, gue pikir anak inti pada bolos jam pelajaran matematika " lanjut Reyn yang membuat Zriel mau tidak mau memberhentikan langkahnya, mengingat ketiga perempuan itu berdiri tepat didepan kelas.

" Mereka bolos, gue aja yang enggak " jawab Zriel dingin.

Memang benar, semua anggota inti bolos jam pelajaran matematika, karna guru nya yang berhalangan hadir dan hanya memberikan tugas membuat mereka menggunakan kesempatan itu untuk membolos. Tapi, Zriel tidak. Ia masih ingin hidup tenang, tanpa amukan Papa nya lagi.

" Minggir, gue mau masuk. Jangan berdiri didepan pintu gini, ngalangin orang yang mau masuk " kalimatnya memang panjang, tapi terdengar begitu dingin dan menusuk.

" Zriel, bentar " tahan Ana.

Zriel menatap gadis itu bertanya.

Ana dan Reyn saling bertatapan, keduanya masih terlihat cemas, " Duh, tapi lo jangan ikut panik ya? " ucap Reyn.

Zriel menaikan satu alisnya.

" Jadi gini, dari bel istirahat tadi- "

Ucapan Reyn terpotong karna Zriel yang tiba-tiba menyela, " Langsung ke intinya " ucap laki-laki itu.

Reyn melihat Ana sedikit ragu, seolaj bertanya lewat tatapannya apakah ia boleh langsung mengatakannya, tapi seseorang langsung menyelanya dan memberi tahu Zriel yang sebenarnya " Azza gak ada dimana mana " ucap Yora.

Seketika raut wajah Zriel berubah cemas, dengan gerakan cepat ia melangkah masuk kedalam kelas untuk memastikan ketidakberadaan gadis itu.

" Terakhir dia pergi kemana? " tanya Zriel setelah memeriksa tidak ada Azza didalam kelasnya.

" Toi- " belum sempat Reyn menjawab, Zriel sudah lebih dulu berlari menuju toilet terdekat.

Melihat Zriel yang langsung cemas dan panik, membuat keempatnya saling melemparkan tatapan bertanya.

Namun, diantara ketiganya tatapan yang Yora tunjukan sedikit berbeda. Tidak bisa dijelaskan, tapi yang jelas ada hal lain yang tersirat dari tatapannya.

Zriel terus berjalan menyusuri setiap bilik kamar mandi di toilet perempuan, mulai dari toilet yang paling dekat dengan kelasnya hingga toilet yang jarang dijamah oleh siapapun.

Namun nihil, yang ia cari tidak ada disana.

Zriel berdiri di perempatan lorong, matanya menatap ke segala arah dengan gusar dan takut. Satu tangan yang semula keduanya berada di pinggang kini berpindah untuk menjambak rambutnya sendiri.

' Azza lo dimana? ' tanya dalam hati.

' Gue gak akan segan bikin dia menderita kalo kali ini ulah Sera lagi ' lanjutnya membatin.

Semua toilet sudah ia susuri, bahkan dua gudang yang ada disekolah ini pun sudah ia periksa, namun Azza tetap tidak bisa ditemukan.

Kepalanya berpikir keras, ia mulai bertanya pada dirinya sendiri, selain gudang tempat seperti apakah yang bisa dijadikan untuk menyekap orang.

GARGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang