Setiap manusia pasti punya kisah asmara. Ada puluhan ribu kisah di luar sana. Kegagalan dalam satu hubungan, tak berarti penghakiman jika kita tak berhak bahagia. Setiap insan akan menjadi RATU dan RAJA dalam mahligai yang tepat. Kadang, kita harus...
Terik matahari menyengat. Namun tak memudarkan senyum dari sosok berbaju serba hitam yang tengah menjelaskan sesuatu pada anggota timnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sosok itu menyita perhatian netra Laura.
"Miss, ini dokumennya. Miss Lau mau langsung pulang atau -"
"Saya masih mau di sini. Silakan duluan. Kalian boleh langsung pulang ke rumah, tidak harus presensi dulu ke sekolah. Nikmati masa pulang cepat, sesekali boleh kan?"
Ucapan sang ketua yayasan jelas saja membuat para karyawannya tersenyum senang.
"Miss tapi ini baru jam dua belas, jatah kami bekerja masih sampai pukul empwt sore."
Salah satu kepala sekolah dari unit SD memastikan.
"Silakan, ini sebagai salah satu apresiasi saya setelah rekan-rekan selama satu bulan ini sibuk mengerjakan administrasi dan menyusun projek baru sekolah untuk semester depan. Silakan nikmati sedikit waktu ini bersama keluarga di rumah."
Seluruh peserta rapat segera mengelu-elukan Laura. Dalam hatinya, wanita murah senyum itu penuh tanya.
Apa selama ini aku terlalu membebani mereka sampai mereka sebahagia ini walau cuma diberi dispensasi pulang lebih awal? Sedzolim itukah aku? batin sang wanita.
Satu persatu guru dan karyawan yang mengikuti rapat dengannya mulai pergi. Kini, tinggal ia seorang diri, menunggu minuman pesanannya jadi.
Sembari menunggu, Laura memberi kode pada pelayan untuk datang.
"Saya pindah ke sana, ya. Dan tolong, berikan ini pada orang itu."
"Yang baju hitam, Bu?" tanya pelayan itu.
Laura mengangguk dan memberi senyum. Ia pun menyelipkan tip di saku sang pelayan.
Tanpa babibu pelayan itu segera menuju ke arah Salman berada. Ia sebenarnya agak ragu karena harus melewati para anggota kepolisian yang baru selesai melakukan pengamanan kegiatan yang dilakukan oleh wali kota yang kebetulan berlokasi sama dengan resto yang dibooking Laura untuk rapat staf guru dan karyawannya.
"Maaf permisi. Pak, ada titipan dari pengunjung di sebelah sana."
Salman menerima gelas berisi jus berwarna hijau.
"Dari siapa?" tanya Salman dengan wajah ramahnya.
"Sepertinya Miss Laura, pemilik yayasan Cahaya Cendekia."
Sorakan anak buah Salman seketika membahana. "Wuah, Ndan! Siapa nih Ndan. Ciee ... udah punya anak gadis masih aja punya fans nih."
Salman terkekeh. "Loh jangan salah, abdi negara gitu loh."
Jelas laki-laki itu hanya bercanda, bukan sombong sebenarnya.
"Kalian tunggu di sini ya. Saya temui Nyonya Bos dulu."