59. Attack

167 22 8
                                    


Selama perjalanan pulang dari tempat  pengajian, Egi menceritakan tentang hasil penyelidikannya. Keluarga Nuansa mendengarkan dengan seksama.

"Astagfirullah, jadi bener itu kabar yang tersiar? Selama ini kan kami tahunya memang mereka membuka usaha dibidang obat herbal, juga toserba gitu. Ya Allah, Bah, gimana ini?"

"Sebentar, belum tentu Gus Fikar terlibat juga. Bisa jadi orang tuanya saja yang tahu, toh selama ini Gus Fikar kan juga mondok dan beberapa tahun terakhir menetap di Mesir."

Pria bernama Ali Zainal itu tetap terus berbaik sangka.

"Kala, jangan sampai hal ini tersiar ke mana pun. Abah tidak mau kabar itu menyebar dari mulut kita. Apapun itu meski benar, biarlah kita tutup aib saudara kita."

Kalandra mengembus napas. Ia sejatinya tak setuju dengan ucapan sang ayah. Namun, apa boleh buat, segala perintah ayahnya adalah hal wajib ia patuhi selama tidak menyalahi aturan agama.

Di tempat lain, tiga gadis yang kini menikmati bakso di area pujasera. Nathan tadi datang menjemput Poppy dan Jeno, kemudian memberikan uang jajan pada sang adik yang kini langsung dipakai untuk jajan bersama dua temannya.

"Kak Uin, kamu punya pengawal baru kah?"

"Hmm? Pengawal?"

Nuansa memajukan tubuhnya kemudian berbisik. "Arah jam enam, ada yang dari tadi ngikutin kita."

Alma dan Queen saja tidak menyadari hal itu.

"Nu, sumpah deh, kenapa kamu bisa sepeka itu?" Queen heran dengan sahabatnya.

"Ya sejak dulu kan aku temenan sama kalian yang selalu dikawal orang yang berbeda-beda. Jadi aku lama-lama mempelajari gaya pengawal diam-diam kalian. Instingku jalan sendiri," jujur Nuansa.

Alma dan Queen terkekeh.

"Ya sih emang. Yang pake loreng kan? Dia kayakny amatir deh. Ya kali nyamar tapi pake baju loreng. Mana sok pake tatto lagi di tangan. Dih. Harusnya kek Bang Egi, kayak gembel beneran sumpah. Dia tuh total banget kalau nyamar. Mukanya kek tukang kopi jamet gitu. Buluk sumpah. Tapi giliran udah cuci muka, hmmm auranya bangsat banget."

Nuansa menepuk punggung tangan Queen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nuansa menepuk punggung tangan Queen. "Ish, nggak boleh gitu bahasanya. Nggak baik."

Alma melirik ke arah pria berjaket loreng dengan topi hitam dan masker yang dibicarakan oleh Queen dan Nuansa.

Hari ini, dia yang malah lepas penjagaan. Karena semenjak menikah, Salman memfokuskan anteknya menjaga sang istri, bukan lagi sang putri. Alma juga lebih sering di rumah mengurus keponakannya, tidak lagi kelayapan seperti dulu.

Saat keseruan obrolan tentang maraknya template kapal karam dan serang menyerang antara kaum Halo Dek, Halo Dok, juga Halo Nak, di sosial media mereka bicarakan. Nuansa dikejutkan dengan kedatangan calon suaminya.

SelaksasmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang