0.6

34.4K 4.1K 6
                                    

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

Pria berambut hitam itu menatap Kiel dengan penuh selidik. Anak kecil dihadapannya adalah orang yang sudah menolongnya.

"Terimakasih." Ucap pria itu.

Kiel hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Selain Nio, tidak ada yang mengajak Kiel berbicara di kehidupan sebelumnya. Setelah bangun di dunia ini, Kiel tidak pernah berbicara dengan orang lain.

Singkatnya Kiel ansos.

Tidak tau cara bersosialisasi.

Kiel mengangguk canggung pada pria itu. "Anu, aku... Itu... Akan membuat makanan. Yah, membuat makanan." Dengan cepat anak itu berlari keluar gua, tak lupa ia memungut kembali ikan yang ia jatuhkan sebelumnya.

Pria itu terkekeh pelan melihat tingkah anak kecil yang menolongnya. Ia cukup heran bagaimana anak seperti Kiel bisa berada di hutan ini.

Terlebih, anak itu membuatnya teringat pada sosok yang sangat ia kenali.

Kiel membawa ikan bakar kedalam gua dan memberikannya pada pria itu tanpa mengucapkan sepatah kata.

Mereka makan dalam hening, pria itu kembali menatap Kiel dengan tatapan penasaran. 'Aneh, anak ini tidak asing. Tapi siapa dia?'

"Hei. Ekhem!" Pria itu mengajak Kiel berbicara.

"Ya? Apa?" Jawab Kiel dengan cepat.

"Aku Kian. Namamu?"

Kiel termenung sesaat. Ia menatap pria bernama Kian itu. "Aku Kiel... Iya! Kiel."
Kiel merutuki mulut bodohnya yang berkata dengan canggung.
'Bisa-bisanya aku gugup!?'

Kian mengerutkan keningnya mendengar jawaban Kiel. "Mengapa kau terlihat ragu? Aku tidak akan berbuat jahat padamu. Katakan siapa namamu sebenarnya?" Desak Kian pada Kiel.

Kiel menunduk lalu menjawab "Sebenarnya mereka...ah... Ibu... Itu.. Hanya memanggilku hei, kau atau anak sialan. Aku... Aku membuat nama ini sendiri."

Jawaban Kiel membuat Kian termenung sesaat.
'Kehidupan macam apa yang dijalani anak ini?' Batin Kiel.

Ia kemudian tersenyum lalu mengacak pelan rambut putih Kiel. "Itu nama yang bagus. Cocok untukmu."

"Aku memiliki beberapa pertanyaan. Mau menjawab?" Ucap Kian yang langsung diangguki Kiel.

"Baiklah, pertama. Bagaimana aku bisa berada disini? Dan apa kau merawatku sendirian?"

"Kamu dilempar dua orang dengan pakaian serba hitam dan aku merawatmu sendirian." Jawab Kiel.

"Para bajingan itu!" kian mendengus lalu melanjutkan. "Dengan siapa kau tinggal disini?"

"Aku sendirian. Ibu... Tidak, orang yang merawatku sejak kecil memintaku untuk menunggunya disini. Tapi ini sudah lama." Kiel menjawab dengan sedikit drama.

Kian sedikit tersetak mendengar jawaban Kiel. "Orang yang merawatmu? Apa itu orang tuamu?" Ulang Kian memastikan. Jantungnya berdetak cepat tanpa alasan.

Kiel mengangguk sebagai jawaban kemudian ia menggeleng. "Iya! Orang yang merawatku. Tapi bukan ibuku."

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang