4.8

16.7K 2.3K 15
                                    

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

Jadwal berangkatan Kiel menuju akademi sudah dekat. Kiel harus pergi menuju akademi besok. Dari wilayah Alastair menuju akademi seharusnya menghabiskan waktu selama sebulan karena jarak yang mereka tempuh begitu jauh, beruntungnya, Kiel memiliki penyihir agung sebagai pamannya. Mereka hanya perlu melakukan tiga kali teleportasi.

Kiel bisa saja nerteleportasi langsung ke akademi namun urung dilakukan karena ia ingin menikmati perjalanan singkatnya.

"Belajar yang rajin." Cedrik mengusap kepala Kiel. Ia merasa sedih karena tidak bisa mengantar kepergiannya karena kondisinya.

Kiel mengangguk sebagai jawaban. Tanpa diperintahpun, ia akan belajar dengan giat dan segera menemukan pelengkap penawar mana gelap.

"Aku akan melihatmu kembali tahun depan. Bukankah itu yang kau janjikan adik?"

"Tentu kak Kian! Aku akan kembali tahun depan jadi jaga ayah untukku. Aku juga akan menghubungi ayah dengan batu komunikasi." Kiel berkata dengan yakin.

"Kian punya tugas lain, lagipula ada Nox disini."

Kiel menggeleng mendengar ucapan Cedrik. "Ayah harus memanfaatkan kak Kian. Biarkan dia bekerja keras."

"Lihatlah ayah, adikku begitu kejam padaku." Kian mendramatisir keadaan.

Ken hanya tertawa pelan melihat interaksi keluarganya. Semenjak kehadiran Kiel, baik Kian maupun Cedrik lebih banyak berbicara daripada sebelumnya. Mereka juga terlihat lebih sering menunjukkan ekspresi mereka.

Ken memegang bahu adiknya. "Aku berada di ibukota sesekali. Kau bisa mengunjungiku jika kau mau. Atau kau ingin aku yang mengunjungimu di akademi?" Tanyanya yang mendapat gelengan dari Kiel.

"Biar aku yang mengunjungimu. Itupun jika aku ingat hahaha." Ucap Kiel diakhiri tawa.

Ctak!

Kiel mangaduh saat keningnya disentil oleh Ken. Walaupun hanya disentil, Kiel rasa Ken menggunakan tenaga dalam. Hal itu terbukti karena kening Kiel menampilkan warna ungu yang samar.

"Ah, kakak! Kau menyebalkan. Ayah, hukum kak Ken!" Ucap Kiel yang membuat Cedrik tersenyum tipis.

"Kiel benar ayah, hukum kak Ken." Kian ikut memanasi suasana.

Ken yang merasa terpojok hanya menghela napas pasrah. Terkadang kedua adiknya bisa sangat kompak untuk membuanya sakit kepala.

"Aku akan memberi hukuman untuk Ken. Dia akan mengantarmu ke akademi." Ucap Cedrik yang membuat Kiel dan Kian tersenyum senang. Ken hanya bisa pasrah, ia menyesal karena hanya membuat kening adiknya sedikit memar. Seharusnya ia membanting tubuh mungil adik durhakanya.

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

Apasih, part ini gaje bgt ya ga sih?

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang