2.1

23.5K 3K 10
                                    

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

Pria dengan rambut hitam dan mata biru laut itu menatap dingin perempuan dihadapannya. Tangannya memegang pedang kebanggaannya.

"A-ampun. Ampuni aku." Perempuan itu merintih kesakitan. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka goresan dan cambukkan..

"Apa kau menyerah? Apa kau ingin mati?" Pria itu mencengkram rahang perempuan dihadapannya. "Bunuh aku, kumohon." Perempuan itu bersujud membenturkan keningnya ke lantai. Ia menyesali tindakannya dimasa lampau. Andai saja waktu bisa diputar, ia akan segera memanggil kesatria kerajaan saat melihat kereta kuda Duchess dihadang bandit.

Andai saja waktu bisa diputar, ia akan menyerahkan bayi mungil penuh darah yang baru lahir itu pada Duke. Tanpa membawanya pergi.

Seharusnya ia tidak membawa bayi itu.

Seharusnya ia tidak menyiksa bayi itu.

Seharusnya ia merawat bayi itu dengan benar agar bisa membalas budi saat besar.

Seharusnya...

Seharusnya...

Perempuan itu tenggelam dalam penyesalan. Kematian sepertinya bukanlah hal yang pantas ia dapatkan. Karena setiap ia sekarat, ia akan disiram ramuan penyembuh lalu kembali diberi cambukan dan sayatan.

◇─◇──◇─◇

Kiel kembali dengan selamat. Ia bahkan tersenyum cerah pada semua orang dikediaman. Sihir ruang yang ia coba untuk menyimpan daging dan buah saat dihutan, kini digunakan untuk menyimpan semua harta yang ia dapatkan. Anak itu membaringkan dirinya diranjang. Tidak lama kemudian, ia tertidur.

Tok tok tok

Kiel membuka matanya saat mendengar pintu kamarnya diketuk. "Masuk." Ucap Kiel yang menggosok pelan matanya.

Sam memasuki kamar tuan mudanya. Ia membawa susu hangat dan beberapa jenis kue kering. "Duke meminta anda untuk bertemu dengannya."

"Ada apa Sam?"

"Duke ingin memperkenalkan tuan muda dengan seseorang."

"Baiklah." Kiel mengambil susu hangat itu dan meminumnya hingga habis. Setelah menghabiskan kuenya, Kiel mengganti pakaiannya dibantu Sam kemudian melangkahkan kakinya menuju ruangan dimana ayahnya berada.

"Tuan muda, silahkan masuk. Duke sudah menunggu." Ucap kesatria penjaga yang membukakan pintu dan dibalas anggukan oleh Kiel.

Anak bermata biru cerah itu menemukan sosok lain dihadapan ayahnya. Cedrik yang menyadari kehadiran putra bungsunya meminta Kiel untuk duduk disampingnya.

"Dia benar-benar seperti salinan Raina." Pria berambut panjang dengan warna putih itu menatap Kiel dengan sorot penasaran. "Kau bahkan sudah membangunkan sihirmu. Itu hebat."

Bukannya tersanjung, Kiel malah menatapnya dengan heran. 'Siapa dia?'

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang