Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇Tiba diruang makan, ayah dan kedua kakaknya sudah menunggu Kiel.
"Maaf aku terlambat." Kiel meundukkan kepalanya sambil berjalan kearah kursi. Ia duduk disebelah Kian.
Cedrik mengangguk pelan. Bukan masalah besar baginya. Memang, sedari dulu, Alastair tidak begitu mementingkan tatakrama. Mereka lebih mementingkan kekuatan dan kepintaran daripada sopan santun. Lagipula, siapa yang berani berkomentar mengenai prilaku Duke dan turunannya?
Anggota kekaisaran bahkan cukup segan pada Alatair. Hal itu dikarenakan Duke pertama merupakan pangeran mahkota Alastair yang mundur. Duke pertama tidak berminat dengan urusan kerajaan. Ia lebih menyukai pedang dan perang. Dengan begitu, Raja memberinya gelar Duke.
"Ayah, aku bertemu dengan Viscount Reiss dan putranya." Ucap Kiel disela makannya.
"Bagaimana menurutmu?"
Kiel mengerutkan keningnya tanda kebingungan. Kian yang menggelengkan kepalanya. "Putra Viscount Reiss, bagaimana menurutmu?"
"Dia biasa saja. Apa maksud kakak dan ayah? Kalian tidak berniat menjodohkanku dengannya kan? Aku tidak menyukai sesama laki-laki."
Uhuk
Ken tersedak mendengar ucapan adiknya. Mengapa dia berfikir kesana?
Kian menepuk jidatnya. "Maksudku, putra dari Viscount mungkin cocok untuk menjadi temanmu. Bagaimana menurutmu?" Kian menjelaskan sembari bertanya ulang.
Kiel menunduk malu mendengar penjelasan kakak keduanya. "Begitu, kupikir tidak buruk. Dia terlihat gugup pada awalnya. Yah, sebenarnya aku tidak begitu membutuhkan teman."
Kian tersenyum kecil melihat ekspresi adiknya.
Bagaimanapun, Kiel itu berjiwa dewasa. Ia tidak ingin berteman dengan anak kecil karena bisa saja ia harus mengasuh mereka. Itu merepotkan.
"Kau bisa mengirimnya surat jika ingin bermain. Atau aku bisa membuatkannya."
Kiel segera menggeleng. "Tidak perlu ayah. Aku belum memiliki niatan untuk mencari teman."
"Baiklah, jika itu maumu. Kau bisa mengatakan apapun yang kau inginkan padaku."
"Baik ayah."
Kiel segera menyantap makanannya.
"Ayah, bolehkah aku belajar sihir?" Pertanyaan Kiel membuat kegiatan keluarganya terhenti.
"Tidak sekarang."
"Mengapa?"
Cedrik meletakkan peralatan makannya. Ia menatap Kiel. "Kau harus berusia dua belas tahun agar sihir dalam dirimu bangkit. Itu sebabnya sekarang kau tidak bisa belajar sihir."
"Tapi aku sudah bisa menggunakan sihir." Gumam Kiel dengan pelan namun masih terdengar oleh mereka.
❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became Duke Son [END]
FantasyTRANSMIGRASI STORY #2 AWAS BANYAK TYPO! TETEP VOTEMEN MESKIPUN NI STORY DAH END TIAP CH NYA PENDEK-PENDEK ◇─◇──◇─◇ Setelah ditabrak truk spesial, Kiel mati dan menemukan dirinya berada dihutan. Bisakah Kiel menjalani hidup barunya? ◇─◇──◇─◇ Suka? Ha...