Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇"Bukan ibumu?" Ulang Kian memastikan.
Kiel mengangguk sebelum menjawab. "Aku ingat, dia pernah mengatakan bahwa dia menyesal mengambilku saat aku bayi. Dia menyesal karena aku tidak bisa membayar semua biaya hidup yang ia habiskan untukku." Jelas Kiel berdasarkan ingatan yang dimiliki pemilik tubuh sebelumnya.
"A-apa?" Mengapa ada orang tua yang ingin anaknya membayar biaya hidup? Bukankah itu kewajiban setiap orang tua untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan anak?
Kian menatap Kiel dengan prihatin. Kejam sekali orang itu. Tangannya mengepal menahan marah.
"Bagaimana jika kau ikut denganku?" Tawar Kian.
"Ikut denganmu... Mmm, Tuan?" Tanya Kiel memastikan.
Kian mengangguk. "Yah, kau sudah menolong dan merawatku, tidak ada salahnya jika aku membalas kebaikanmu bukan?"
"Tapi aku tidak mengharapkan balasan." Kiel menggigit jari telunjuknya. Ia sangat gugup karena harus berbicara banyak dengan orang lain. Tindakan Kiel dianggap lucu oleh Kian. Baginya, Kiel terlihat seperti anak kecil yang imut.
Kian mengusap kepala Kiel. 'Adikku mungkin lebih tinggi darinya. Seandainya dia masih hidup.' Ia menggelengkan kepalanya, mengusir kenangan lama yang tidak menyenangkan.
"Omong-omong panggil saja aku kakak. Ahh, berapa usiamu? Kau tampak kecil." Ucap Kian.
"Aku sembilan sekarang. Bagaimana denganmu?" Kiel menunjukkan sembilan jarinya.
Kian kembali merasakan jantungnya berdetak kencang.
'Sembilan tahun? Apa mungkin?' Kian mengingat kembali kenangan yang sudah lama terkubur dalam ingatannya. Kenangan saat ia dan ibunya yang tengah mengandung sang adik dihadang oleh bandit.
Saat itu, kandungan ibunya sudah mendekati waktu untuk melahirkan, namun ibunya ingin pergi menemui sang kakek, Marquis Chadie. Kian yang sedang bosan mengikuti ibunya. Sayangnya. Dalam perjalanan menuju wilayah Chadie, mereka dihadang bandit. Ibunya berusaha mengulur waktu agar Kian lari mencari bantuan. Kian dengan berat hati meninggalkan ibunya. Saat ia kembali bersama kesatria penjaga, ibunya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Perutnya yang buncit sudah kembali seperti semula. Adik yang ia tunggu, tidak pernah terlihat.
Tidak ada yang mengetahui bagaimana adiknya, ciri-cirinya, jenis kelaminnya, bahkan tanda lahirnya. Enam bulan pencarian dilakukan, namun tidak membuahkan hasil.
Melihat Kian yang termenung, Kiel menepuk pelan paha pria itu. "Ahh, maaf. Aku teringat sesuatu. Usiaku tujuh belas. Jadi kau tidak perlu memanggilku tuan, panggil saja aku kakak. Mengerti?"
"Baik kakak." Jawab Kiel dengan cepat.
Hati Kian menghangat mendengar panggilan dari Kiel. Apa mungkin Kiel adiknya yang hilang?
'Aku harus membuatnya menemui ayah!' Batin Kian.
❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became Duke Son [END]
FantasyTRANSMIGRASI STORY #2 AWAS BANYAK TYPO! TETEP VOTEMEN MESKIPUN NI STORY DAH END TIAP CH NYA PENDEK-PENDEK ◇─◇──◇─◇ Setelah ditabrak truk spesial, Kiel mati dan menemukan dirinya berada dihutan. Bisakah Kiel menjalani hidup barunya? ◇─◇──◇─◇ Suka? Ha...