Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇Acara penghargaan berakhir dengan buruk. Petinggi kerajaan lain pergi begitu saja setelah drama yang dibuat Saria berakhir. Kiel juga dibawa oleh Cedrik dan Gerald untuk meninggalkan istana. Mereka bertemu dengan Kian dan Ken yang ternyata menghadiri acara tersebut lalu memutuskan untuk berkumpul dikediaman Alastair yang terletak di ibukota.
Rumor mengenai peristiwa ini menyebar dengan cepat. Semua orang membicarakan keburukan putri kekaisaran. Tidak hanya dikekaisaran Arathey, melainkan hampir disemua tempat di benua tengah mengetahui tentang peristiwa itu.
Seminggu kemudian, sebuah rumor yang mengatakan bahwa putri Saria diberi hukuman berupa pencabutan gelar dan ia diasingkan menyebar.
Kiel termenung, pikirannya berkelana. Apakah yang ia lakukan sudah benar? Ia merasa bersalah sekarang.
Gerald yang melihat keponakan nakalnya terdiam seperti patung mau tidak mau menghampirinya. "Apa yang dipikirkan otak kecilmu ini?" Ia menunjuk pelipis Kiel dan menekannya pelan. Ia duduk disebelah Kiel.
Kiel tersentak lalu menetralkan ekspresinya. "Paman, aku merasa bersalah." Ucap Kiel pelan.
Alis Gerald terangkat. "Mengapa kau merasa bersalah?"
"Putri Saria—" Kiel tidak melanjutkan ucapannya. "Apa kau menyukainya?" Tanya Gerald yang dibalas gelengan oleh Kiel.
Ia menghela napasnya sebelum berbicara. "Itu bukan salahmu Kiel. Kau tidak menyukainya dan kau mengatakannya dengan jujur." Pada saat seperti ini, Gerald seperti tidak berbicara dengan keponakan nakalnya.
"Kau bahkan tidak mengetahui bahwa mantan putri itu akan meminta kaisar untuk melamarmu. Kau tidak perlu merasa bersalah." Lanjutnya.
"Gerald benar. Kau tidak seharusnya merasa bersalah. Jalang kecil itu seperti ayahnya yang hanya bisa menyalahgunakan kekuasaan." Cedrik datang dan menimpali kemudian duduk disisi lain Kiel. "Hukuman pengasingan belum cukup untuknya. Beraninya dia menghina Alastair. Sepertinya Robert lupa memberitahu putrinya bahwa Alastair adalah pangeran mahkota yang merelakan jabatannya pada adiknya. Karena lebih menyukai pedang dan perang. (liat ch 1.7)
"Kurasa itu lebih dari cukup ayah."
"Belum cukup! Sebelum aku merobek mulut kotornya."
Kiel menghela napasnya. Cedrik sepertinya masih kesal pada Saria.
"Lalu apa yang akan ayah lakukan?" Tanya Kiel.
Cedrik mengangkat bahunya. "Tidak ada. Untuk apa aku mengotori tanganku? Aku sudah berhenti menjadi duke." Ucap Cedrik yang entah kemana arahnya. Kiel bahkan mengerutkan kening karena bingung.
"Dengar, kau mendapat penghargaan karena menciptakan batu komunikasi. Itu sudah merupakan prestasi yang luar biasa. Jika kemampuanmu mengendalikan lima elemen sihir, kau akan semakin terkenal. Kau bisa mendapatkan perempuan lain selain Saria. Kau harus mengetahui nilaimu Kiel. Kau itu berharga."
"Aku tidak berminat menjalin hubungan dengan perempuan."
"Itu bagus. Lagipula kau masih kecil. Kakakmu Ken bahkan belum memiliki tunangan." Cedrik mengangguk kecil.
"Paman juga sepertinya tidak memiliki pasangan?" Kiel memberikan tatapan bertanya pada Gerald yang dibalas dengusan oleh penyihir agung itu.
"Aku tidak butuh perempuan." Ucapnya singkat. Tanpa perempuanpun Gerald sudah memiliki tiga keponakan. Terlebih salah satu keponakannya sangat nakal sering membuatnya sakit kepala.
❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became Duke Son [END]
FantasyTRANSMIGRASI STORY #2 AWAS BANYAK TYPO! TETEP VOTEMEN MESKIPUN NI STORY DAH END TIAP CH NYA PENDEK-PENDEK ◇─◇──◇─◇ Setelah ditabrak truk spesial, Kiel mati dan menemukan dirinya berada dihutan. Bisakah Kiel menjalani hidup barunya? ◇─◇──◇─◇ Suka? Ha...