5.5

15.3K 2K 16
                                    

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

"Aku akan menghubungimu lagi nanti, ayah." Kiel berhenti menyalurkan mananya pada batu komunikasi. Beberapa bulan di akademi berlalu dengan cepat. Ia selalu menyempatkan diri untuk berbincang dengan Cedrik lewat batu komunikasi.

Selama beberapa bulan itu, permintaan batu komunikasi dari bangsawan bahkan keluarga kekaisaran terus meningkat. Bahkan beberapa pedagang dari kerajaan lain mulai menjual batu komunikasi dengan jangkauan rendah. Walaupun lebih murah dan terbatas, batu komunikasi jangkauan rendah juga diminati banyak orang.

Setiap bulannya, Kiel selalu mendapatkan uang hasil penjualan dari Jake.

"Tuan muda Alastair, aku membawa kue yang dibuat koki istana. Kuharap kau menyukainya." Saria, putri kekaisaran itu selalu mengganggunya bahkan lebih parah dari Natalie. Kiel merasa harus mengasuh tiga anak dengan kepribadian berbeda.

Walaupun belum melakukan hal diluar batas, tingkah Saria terkadang membuat Kiel menggelengkan kepala. Perempuan itu tidak bisa disebut memiliki kepercayaan diri yang tinggi melainkan tidak tahu diri.

Memanfaatkan kekuasaan ayahnya, Saria kini tinggal dikamar nomor 300. Entah siapa yang ia singkirkan hingga ia bisa menempati kamar itu. Setiap harinya Saria selalu bertingkah melebihi apa yang dilakukan Natalie. Jika Natalie hanya menggandengnya bahkan itupun saat hari pertama bertemu, Saria selalu memeluk Kiel setiap ada kesempatan sehingga Kiel merasa risih.

"Putri Saria, tidak bisakah anda berhenti mengganggu saya?" Ucap Keil. "Selama ini saya diam karena berpikir anda mungkin melupakan tatakrama yang dipelajari saat kecil. Tapi semakin lama, tingkah anda semakin tidak seperti putri kekaisaran." Lanjut Kiel.

"Kiel Alastair! Beraninya kau berkata seperti itu padaku?" Saria meninggikan suaranya. Ia tidak pernah merasa terhina seperti ini.

"Aku berani. Lagipula kita berada dalam akademi yang mengutamakan kesetaraan. Kau buka seorang putri disini, melainkan siswa. Sama seperti yang lain." Balas Kiel yang sudah tidak menggunakan bahasa formal pada Saria.

Ia melayangkan tatapan tajam pada putri kekaisaran yang menyebalkan itu.

"Kenapa? Kenapa kau tidak pernah melihatku? Kenapa kau tidak menyadari perasaanku?" Saria berkata dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sejak Ayah mengatakan aku cocok denganmu. Aku sudah menyukaimu Kiel! Mengapa kau tidak menanggapi kehadiranku?" Air mata mulai mengalir dipipi putri kekaisaran itu.

Kiel menghela napas lelah. Apa tingkah remaja baru pubertas didunia ini semengerikan itu?

"Dengar, aku tidak berminat menjalin hubungan denganmu. Jadi hentikan tingkah menyebalkanmu itu. Keluar dari kamarku sekarang!" Usir Kiel.

Saria mengusap kasar air matanya. Ia tidak menerima penolakan dari Kiel. Sejak kecil, ia selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan tanpa bersusah payah. "Kau! Lihat saja, kau akan menyesal karena melepaskanku." Saria menunjuk Kiel lalu pergi dan menutup pintu kamar Kiel dengan keras.

'Anak gila.' Kiel menggelengkan kepalanya.

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang