5.8

15.3K 2.1K 107
                                    

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

Kiel menutup matanya sambil berbaring di tempat tidur. Setelah ini, ia harus mempersiapkan semua bahan untuk membuat penawar mana gelap. Kiel sedikit gugup akan hasil yang ia dapatkan nanti. Semoga saja semuanya berjalan lancar. Ia akan tidur lebih awal malam ini.

Kiel membuka matanya lalu duduk. Tindakan tiba-tibanya itu membuat Sam mengerutkan kening. "Sam." Panggil Kiel.

"Ya, tuan muda?" Sam tidak mendengar jawaban dari tuan mudanya. Ia melihat Kiel menutup wajahnya lalu tertawa dengan keras.

"Ahahahaha. Sam, hahaha. Kupikir Dewa dan Dewi memberkatiku hari ini. Hahahah." Kiel berbicara tanpa menghentikan tawanya sementara Sam kebingungan harus memberi respon seperti apa.

Kiel merasa bodoh namun bersyukur karena segera menyadarinya. Kiel lupa akan salah satu elemen sihirnya. Ia memiliki elemen cahaya, elemen yang mampu memurnikan kutukan. Mengapa ia bersusah payah meneliti mana gelap dan menggunakan banyak racun? Mengapa ia tidak menggunakan elemen cahayanya?
(gue juga baru inget njim😩)

Apalagi Kiel juga memiliki sejumlah batu mana berkualitas tinggi yang ia dapatkan karena kesalahannya dalam menentukan koordinat kediaman untuk berteleportasi.

Jika mana miliknya tidak cukup, bukankah batu mana berkualitas tinggi bisa membantunya?

"Ini benar-benar memalukan. Aku melupakan sesuatu yang begitu penting. Jika saja aku menyadarinya lebih awal, ayah mungkin akan hadir dalam acara debutku." Kiel berkata setelah menghentikan tawanya.

Sam tidak tahu apa yang dimaksud Kiel. "Tuan muda, saya tidak mengerti." Ucapnya. "Dan lagi, apa yang anda lupakan? Saya bisa membuatkan catatan untuk mengingatkan anda." Lanjutnya.

"Terimakasih Sam, tapi kau tidak perlu melakukan itu." Ucap Kiel diakhiri kekehan pelan. Ia masih menertawakan kebodohannya.

"Siapkan saja surat izinku untuk besok. Aku akan menemui ayah sekarang."

"Maaf tuan muda, ini sudah sangat larut. Akan lebih baik jika anda beristirahat. Duke juga mungkin sudah tidur."

"Ah, benar juga." Kiel terlalu senang dan ingin segera menemui ayahnya sehingga ia lupa waktu. Anak berambut putih itu kini kembali berbaring di tempat tidur lalu memejamkan matanya.

Matahari berputar dengan cepat. Kiel tidak ingin membuang waktunya, ia berteleportasi dari akademi menuju wilayah Alastair lalu meminta Sam mengosongkan salah satu tempat yang digunakan untuk kesatria berlatih. Ia kemudian pergi menemui ayahnya.

Kiel melangkahkan kakinya menuju kamar Cedrik dan bertemu dengan pelayan ayahnya.

"Apa ayah masih tidur? Dimana paman Gerald?" Tanya Kiel pada Nox.

"Duke sudah bangun tuan muda. Penyihir agung sepertinya berada diruangannya."

"Panggil paman kemari." Ucapnya lalu menemui Cedrik.

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang