6.1

16K 2.3K 26
                                    

Hello! I'm back guys!
Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

Cedrik berbalik saat mendengar benturan yang cukup keras dibelakangnya. Matanya membelalak saat melihat Kiel mengekuarkan darah dari mulutnya. Setumpuk batu mana berkualitas tinggi didekat Kiel juga berubah menjadi seperti batu biasa.

"Gerald, cepat periksa Kiel!" Cedrik berteriak dan segera memangku Kiel. Ia panik sekarang. Bahkan ia tidak menyadari kondisinya sudah membaik.

Gerald segera mendekati keponakannya lalu menyalurkan mana miliknya untuk memeriksa Kiel. Ia bernapas lega mengetahui keponakan nakalnya itu hanya tertidur. Sepertinya memurnikan mana gelap membutuhkan begitu banyak mana, Kiel seperti ini karena mana nya terkuras habis bahkan setelah dibantu oleh setumpuk batu mana berkualitas tinggi.

"Bagaimana? Kiel baik-baik saja bukan? Apa yang terjadi?" Tanya Cedrik bertubi-tubi.

"Tenanglah Cedrik. Anakmu baik-baik saja–"

"Dia memuntahkan darah! Dan kau mengatakan dia baik-baik saja!?" Belum sempat Gerald menyelesaikan perkataannya, Cedrik berteriak marah.

Gerald hanya diam dan memijat pelan pelipisnya. "Bukankah kau juga pernah merasakan kehabisan mana? Itu yang terjadi pada Kiel. Tenanglah, aku pastikan Kiel baik-baik saja." Ucap Gerald yang berhasil membuat Cedrik terdiam.

Kehabisan mana? Itu merupakan peristiwa dimana seseorang melakukan atau menggunakan sihir sepanjang waktu tanpa beristirahat. Mana sudah terikat dengan jiwa, jika seseorang kehabisan mana, maka tubuhnya akan memberi isyarat seperti batuk darah atau tidak sadarkan diri.

Cedrik memandangi wajah pucat Kiel yang tengah terlelap. Walaupun Gerald sudah memberitahunya untuk tidak khawatir, tetap saja ia tidak bisa untuk tidak khawatir.

Beberapa jam terlewati, waktu menunjukkan bahwa hari sudah sore namun Kiel belum membuka matanya. Ada begitu banyak rasa bersalah yang bersarang dihati Cedrik.

"Kiel, kau bangun nak?" Ucap Cedrik yang melihat kedua mata Kiel terbuka perlahan.

"Ugh, pusing." Suara Kiel terdengar serak, ia memegang kepalanya yang sedikit berdenyut.

Cedrik mengelus pelan kepala Kiel berharap bisa menenangkan putranya. Kiel tidak menolak perlakuan ayahnya. Ia merasa lebih baik sekarang. "Air."
Cedrik segera membantu putranya untuk meminum air. "Bagaimana kondisimu? Apa masih terasa pusing?" Tanyanya yang dibalas gelengan pelan oleh Kiel.

"Ugh, aku baik-baik saja ayah. Bagaimana dengan ayah? Aku berhasil bukan?" Kiel menampilkan senyum manisnya yang hanya ia perlihatkan pada orang terdekatnya.

Cedrik terkekeh pelan kemudian mengangguk. "Kau berhasil. Terimakasih." Ucapnya lalu memeluk Kiel. Air matanya yang sedari tadi ia tahan kini mengalir dan sedikit membasahi pakaian Kiel.

Kiel menerima pelukan Cedrik, ia merasakan pundaknya basah. "Aku senang. Ayah baik-baik saja sekarang, begitu juga denganku. Tidak perlu merasa bersalah, ayah." Ucap Kiel yang mengeratkan pelukannya pada Cedrik.

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

Kiel gapapa guys! Masih hidup ko.
Udah melow belom? Keknya belom ya?

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang