4.2

17.5K 2.5K 15
                                    

Cedrik pasti sembuh kok, sabar ya bestie. Semua ada waktunya~

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

Kiel dan Sam sudah melakukan pengujian tidak lama setelah Kiel membuat catatan. Kali ini, batu komunikasi mampu menjangkau jarak yang jauh sesuai mana yang dituangkan si pengguna.

Kiel menyarankan Sam berteleportasi menuju kediaman di ibu kota dan menguji batu komunikasi. Kiel senang karena batu komunikasi berfungsi dengan baik.

Boom!

Karena keteledoran Kiel yang lupa menutup mulut pelayan pribadinya, dua hari setelah Kiel membuat batu komunikasi anak berambut putih itu kini ramai dibicarakan banyak orang. Bahkan meja yang ada dikamar Kiel kini dipenuhi dengan tumpukan surat, entah siapa pengirimnya, Kiel tidak tahu. Ia belum membacanya satupun.

Kiel kini berada dikamar Cedrik lengkap dengan kedua kakaknya, Nox, asisten Ken yang tidak ia ingat namanya dan juga Sam.

"Jadi, apa ada yang bisa kau jelaskan adik kecil?" Ken memulai percakapan.

"Aku merasa sedih karena karena harus mendengar pencapaian adikku dari orang lain." Kian memanasi suasana.

Kiel menunduk, ia tidak tahu mengapa ia merasa seperti anak kecil yang tertangkap melakukan sebuah dosa. Ia melayangkan tatapan kesalnya pada Sam.

"Aku lupa menutup mulut Sam." Jawab Kiel dengan kepala yang masih mendunduk.

Setelah menguji batu komunikasi, Sam berkeliaran dan menyebarkan pendapatnya mengenai batu komunikasi buatan Kiel. Tentu saja, para pelayan ikut menyebarluaskan hal tersebut. Ingatkan Kiel untuk menghukum Sam nanti.

Kiel mendengar tawa pelan dari Cedrik, ayahnya kini duduk dan bersandar diantara tumpukan bantal. Ia mengerucutkan bibirnya. "Ini berita baik, kalian berdua berhentilah menggoda adik kalian." Ucap Cedrik dengan pelan.

"Padahal ekspresinya sangat lucu. Seandainya aku bisa mengabadikannya."

"Itu benar kakak, jarang sekali Kiel menampilkan ekspresi seperti itu."

Kiel mendengus mendengar percakapan tak berbobot dari kedua kakaknya. "Kenapa aku dipanggil kemari?"

"Tentu saja karena kami ingin melihat ciptaanmu." Ucap Ken.

Kiel menghela napasnya lalu mengambil batu komunikasi yang ia buat dengan batu mana berkualitas tinggi. Tidak seperti pada awalnya, batu komunikasi ini sangat jernih seperti berlian, ukurannya yang kecil juga sangat cocok ditelinga. Kiel juga memberikan kertas berisi cara menggunakan batu komunikasi.

"Ini sangat kecil." Ucap Ken yang dijawab anggukan samar oleh semua orang yang berada dikamar Cedrik.

"Kupikir ini sesuai dengan tubuh Kiel. Jadi dia menyukai hal mungil. Hahaha." Ucap Kian diakhiri tawa. Memang benar, tubuh Kiel tidak begitu banyak mengalami perubahan. Tingginya hanya bertambah sedikit.

"Heii! Berhenti menggodaku atau kau harus membayar mahal batu komunikasi buatanku." Kiel merebut batu komunikasi ditangan Kian. Walaupun ia jarang bertemu kakak keduanya, tingkah usilnya tidak pernah berkurang.

Cedrik tersenyum melihat pedebatan putranya, mereka semakin jarang berkumpul dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang