3.9

17.7K 2.4K 1
                                    

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

Kiel membuka pintu secara perlahan, ia melihat Cedrik yang terbaring diatas tempat tidur. Nox memberitahunya bahwa Gerald dan Kian sudah memberikan sihir perlindungan diruangan Cedrik. Ia duduk dikursi dekat Cedrik.

Kondisi Cedrik memburuk dengan cepat, sebelumnya ia masih bisa berbicara sambil duduk. Sekarang, Cedrik terbaring tak berdaya diatas tempat tidurnya. Kiel melihat bulir keringat diwajah ayahnya. Ia membersihkan keringat tersebut dengan telaten. "Kau harus bertahan ayah. Sebentar lagi." Ucap Kiel dengan pelan.

Kedua mata Cedrik perlahan terbuka. Ia melemparkan senyum sendu saat matanya dan Kiel bertatapan. Cedrik tidak pernah berharap ada momen seperti ini dalam hidupnya. Seandainya ia dalam kondisi baik, ia mungkin akan mengelus surai putih keperakan putra bungsunya.

"Kau disini nak." Ucap Cedrik pelan.

Kiel mengangguk. Ia menggenggam tangan ayahnya dengan erat. "Bagaimana kondisi ayah?"

"Seperti yang kau lihat. Aku tidak berdaya sekarang." Cedrik tersenyum pedih, ia tidak bisa menutupi keadaannya dari Kiel.

"Ayah pasti bisa sembuh. Aku yakin itu." Ucap Kiel dengan yakin. Ia pasti menemukan penawar mana gelap. 'Tinggal sedikit lagi.'

Cedrik memberi anggukan samar. Matanya terasa berat. Semenjak kondisinya menurun, ia menjadi cepat tidur dan sulit bangun. Selain itu, napasnya yang sesak tidak lagi membaik.

"Ayah, maukan ayah menggunakan ini?" Kiel menunjukkan sebuah benda kecil yang mirip dengan nasal canulla dikehidupan sebelumnya.

Cedrik memberikan tatapan heran pada Kiel namun ia mengangguk mengiyakan. Kiel tersenyum senang. "Ini buatanku ayah! Aku harap napasmu tidak lagi begitu sesak setelah menggunakan ini." Jelas Kiel. Ia membantu Cedrik untuk menggunakan benda itu.

"Aku tidak begitu memikirkan namanya tapi kita bisa menyebutnya breath? Yah terserahlah." Kiel mengangkat bahunya acuh. "Ayah hanya perlu menghirupnya." Ucap Kiel setelah memasang breath.

Cedrik termenung sesaat. Putra bungsunya begitu memikirkannya. Sifat hangatnya mengingat Cedrik pada Riana. Ia tersenyum menganggu lalu menuruti perkataan Kiel.

Cedrik merasa sangat bersyukur, breath yang diberikan Kiel benar-benar mengurangi sesak yang ia rasakan. Kiel juga terlihat senang karena Cedrik tidak lagi kesulitan bernapas. Ia sudah lama membuat breath namun ia simpan dalam inventory, bukan tas ruang yang ia miliki. Kiel juga lupa mengenai keberadaan benda tersebut hingga kondisi Cedrik mengingatkannya.

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

*Inventory tuh kapasitasnya kebih ke 'tidak terbatas.'
Kalo tas ruang, masih terbatas + bisa dicuri juga.

I Became Duke Son [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang