kabur dan perjanjian

9.7K 764 7
                                    

Di pagi hari Nafiya, Ella, Kia, dan Rara sudah rapih dengan seragam baru mereka. Biasanya mereka memakai rok sekolah yang di atas lutut dan baju yang sedikit ketat. Jauh terbalik dengan saat ini mereka pakai rok panjang rempel bukan spans baju yang sedikit kebesaran di badan mereka dan jangan lupakan hijab lebar mereka.

Keempatnya tengah berdiri di depan cermin "ternyata kita tetep cantik walaupun penampilan ke gini juga. " ucap Rara

"Iya gua gak nyangka bakal sekece ini kita walaupun pake baju longgar. " sambung Ella

"Oke semuanya semangat hari ini awal perjuangan kita. " ucap Nafiya semangat

Ketiganya menganggukkan kepalanya melakukan tos secara bergantian dan tertawa bersama.

Nafiya memandang wajah sahabatnya satu persatu sembari tersenyum hangat. Jadi seperti ini rasanya memeliki banyak teman tapi ia juga bersyukur karna ia bisa berteman dengan Vanila yang mengerti akan dirinya. Andai saja Vanila ada disini mungkin Alezira akan merubah sikap cuek nya dengan sikap periang seperti sekarang ini.

Keempatnya serempak memakai tas ranselnya dan keluar dari kamar Fatimah memandang sekitar dengan senyuman.

Beberapa santri wati dan santri putra sudah lalu lalang masuk kedalam kelasnya masing-masing.

"Yuk ah berangkat kelas kita IPA 1 kelasnya ada di lantai dua. " jelas Nafiya

"Wah enak ya disini gak harus capek-capek bawa mobil buat kesekolah. " ucap Rara kagum

"Ngomong-ngomong soal mobil kita kesini kan bawa mobil masing-masing bagaimana nasib mobil kita? " tanya Ella

"Tenang aja kan sekarang gua udah jadi anak bu nyai jadi mobil kita aman disana lah. " jelas Nafiya

"Fi itu bukannya abang lo ya? Ngapain dia disitu. " tanya Kia sembari menunjuk ke arah Hafiz yang tengah berdiri di langan seperti sedang mengawasi santri putra berlari keliling dari lapangan.

"Samperin yuk. "

Nafiya melihat beberapa santri putra yang sedang berlari dengan keringat ya g bercucuran.

"Kenapa? " tanya Nafiya tepat di samping Hafiz

Hafiz terlonjak kaget "ck dateng tuh salam bukan tanya kenapa. "

"Iya-iya Assalamu'alaikum, sekarang jawab itu kenapa? "

"Mereka telat masuk masjid pas subuh. " jawab Hafiz

Nafiya dan ketiga sahabatnya itu melotot tak percaya pasal telat masuk masjid aja harus lari keliling lapangan.

Nafiya punya die yang bagus, Nafiya menghapal semua wajah santri putra itu dan langsung pergi begitu saja tanpa salam.

******

"Ternyata bang Hafiz serem juga ya talet doang disuruh keliling lapangan. " ucap Rara

"Hussstt... Orangnya lagi ngajar didepan kalo ketahuan abis kita, " Ella mengingati

Rara menyengir sembari menggaruk keningnya yang tidak gatal.

Nafiya bangun dari duduknya, berjalan ke arah depan kelas dengan santai. "Ustadz, " panggil Nafiya

Hafiz mendongak menatap Nafiya bingung. "Ada apa? "

"Ustadz kalo ada orang laper terus minta uang ke ustadz bakal di kasih gak? " tanya Nafiya

Hafiz mengerutkan keningnya. "Mungkin saya kasih," jawab Hafiz

Nafiya menengok ke arah belakang. "Kia, Rara, Ella sini. " panggil Nafiya

Ketiga sahabatnya yang merasa di panggil datang menghampiri Nafiya dengan bingung.

peran pengganti (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang