Alaska!

5K 423 17
                                    

Dosa di tanggung sendiri-sendiri yah say aku mah gak ikutan 😁

















☘︎ Happy Reading ☘︎












Gus Arshya tertawa pelan mendengar penuturan Nafiya. Dan entah kenapa mendengar tawa Gus Arshya Nafiya merasa tenang dan membuatnya ikut tersenyum.

Gus Arshya menaruh tangannya di kepala Nafiya. "Bismillah Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa. "

Gus Arshya memeluk Nafiya dengan lembut mencium perpotongan leher Nafiya, membuat Nafiya mematung antara geli, malu, dan gugup menjadi satu. Dan perlahan Nafiya membalas pelukan Gus Arshya mengalungkan tangannya di leher Gus Arshya, deru napas Gus Arshya mampu membuat ribuan kupu-kupu terbang di dalam tubuhnya.

"Saya suka panggilan mas. " ucap Gus Arshya lembut

"Mas? "

"Iya sayang? "

"Pinggang Nafiya sakit, posisinya gak nyaman miring. "

Gus Arshya menjauhkan wajahnya dari leher Nafiya, menatap Nafiya yang memang terlihat tak nyaman dengan posisi miring ketika Gus Arshya peluk.

Secara tiba-tiba gus Arshya membuka kedua kaki Nafiya dan membuat Nafiya duduk mengangkang memeluk pinggang gus Arshya. Hal itu tentu saja mampu membuat Nafiya terkejut, malu dan gugupnya kembali sampai tangannya sedikit gemetar.

Senakal-nakalnya Nafiya ketika ia masih hidup ia hanya balapan liar tidak pernah lebih pacaran pun ia tak pernah. Ia mendapatkan satu mantan saja di sini itu juga ia langsung memutuskannya di mana hari kehidupannya di mulai disini.

Gus Arshya mencium kening, kedua pipi Nafiya mencoba menenangkan, mengusap lembut kedua pipi Nafiya dengan lembut. Setelah merasa tenang gus Arshya perlahan mendekatkan wajahnya lagi dan kali ini mata gus Arshya hanya tertuju pada bibir mungil milik istrinya.

Hidung mereka bersentuhan, mata Nafiya tertutup rapat dengan deru napas gugupnya. Gus Arshya tersenyum kecil dengan tingkah menggemaskan istrinya itu.

Nafiya benar-benar hanya diam sembari menutup matanya erat saat bibirnya bersentuhan dengan bibir gus Arshya.

Mah bibirku udah gak suci lagi. Batin Nafiya

Awalnya hanya bersentuhan namun lama kelamaan sentuhan itu mulai berubah menjadi lumatan kecil. Nafiya tak tau harus apa dia hanya diam merasakan bibir tengah di lumat. bahkan sesekali Nafiya mendesis ketika bibir nya di gigit kecil oleh gus Arshya.

Tautan itu terlepas saat Nafiya memeluk dada gus Arshya pelan, nafasnya sudah terengah-engah dan wajahnya yang memerah.

"Kalo kamu gak mau lanjut mas bisa berhenti sekarang kok. "

Nafiya mengerucutkan bibirnya nafasnya masih terengah-engah dengan tatapan mata yang sayu namun di buat setajam mungkin. Nafiya memukul dada gus Arshya pelan. "Iss tanggung, bibirnya udah gak suci baru bilang begitu. " kesal Nafiya menyilangkan tangannya di dada

Gus Arshya tertawa pelan mendengar ucapan Nafiya barusan. Gus Arshya mengusap lembut ujung bibir Nafiya.

"Mas bakal pelan-pelan, kalo kamu gak nyaman bisa langsung bilang. "

Nafiya menganggukkan kepalanya pelan, dan kembali mengalungkan tangannya di leher Gus Arshya sesekali Nafiya akan meremas belakang rambut Gus Arshya gemas. Malam ini untuk pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri setelah beberapa minggu mereka menikah.

Udah yah jangan lanjut takutnya bablas mending bayangin sendiri aja gimana gimana nya oke.

******

peran pengganti (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang