saudara?

5.6K 494 124
                                    







Happy Reading ♥︎♥︎♥︎♥︎♥︎











Gus Arshya terus menghindari Nafiya, bahkan saat Nafiya mengatakan hukumannya selesai pun Gus Arshya tak merespon apapun. Biasanya akan membuat tensi darah naik tapi saat ini malah membuat Nafiya bingung akan tingkah Gus nya itu.

Nafiya belum pulang ke asrama karna pembicaraan penting itu di tunda dengan alasan pihak lain, jujur saja Nafiya masih bingung akan semua hal  ketiga sahabatnya tidak membicarakan apapun saat ia kembali ke pondok.

Nafiya izin untuk duduk di teras rumah sembari menatap langit, Nafiya menghela napas panjang semakin hari hidupnya semakin rumit.

"Apalagi coba sekarang masalahnya? Kenapa banyak banget masalah sih? Bukannya mereda ini malah merajalela permasalahannya. Sekuat apa sih gue ampe di kasih cobaan banyak banget. " monolog Nafiya

Nih author nya sengaja bikin gue pusing apa gimana? Kenapa coba nambah terus permasalahannya kapan kelarnya sih gue pengen cepet-cepet end. Batin Nafiya

"Assalamu'alaikum, loh Nafiya sedang apa kamu disini? " tanya seseorang yang baru saja keluar dari mobil

Nafiya melihat ke arah sumber suara. "Wa'alaikumsalam, loh Gus Bara. " Nafiya bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Gus  Bara

"Gus Bara sendiri? "

Gus Bara menyerit bingung. "Abang kamu udah pulang kerumahnya tadi turun lebih dulu. "

Nafiya menganggukkan kepalanya, lalu detik berikutnya langsung terbelalak kaget. "Gus Bara tau dari mana saya adiknya ustadz Hafiz? "

"Kamu lupa? Dulu kamu pernah mencium pipi Hafiz didepan saya saat seorang laki-laki hendak memukul kamu Nafiya. "

"Ah... Iyakah?"

"Iya."

"Kalo gitu Nafiya mau kerumah abang dulu yah, kalo umi nyariin tolong bilangin Nafiya ada keperluan dulu nanti Nafiya ke sini lagi. " ucap Nafiya sembari memakai sandalnya

"Assalamu'alaikum gus. "

"Wa'alaikumsalam." gus Bara menggeleng samar dengan tingkah barbar Nafiya.

Baru saja gus Bara ingin melangkah masuk namun di kejutkan dengan kehadiran gus Arshya secara tiba-tiba sudah ada di hadapannya.

"Astaghfirullah! " ucap gus Bara terkejut.

"Dimana Nafiya? " tanya gus Arshya datar

"Nafiya? Oh dia ada keperluan sebentar katanya. Ada apa memangnya? "

Gus Arshya menggeleng samar. "Tdak ada apa-apa, saya permisi dulu gus. " ucap gus Arshya sembari memakai sandalnya

"Eh gus Arshya mau kemana? "

"Ada keperluan, Assalamu'alaikum. "

"Wa'alaikumsalam hati-hati gus. "

Gus Bara menatap kepergian gus Arshya Arshya benar-benar mencintai gadis itu, bahkan perasaan itu terpancar dari mata Arshya. Maafkan saya yang sempat mengagumi nya bahkan berniat untuk menghitbahnya. Saya sadar yang pantas untuk Nafiya itu Arshya bukan saya, walaupun saya memaksa untuk memiliki nya itu tak akan mungkin. Batin gus Bara

********

Nafiya tersenyum lebar saat melihat punggung pria tengah kesusahan membuka kunci pintu. Yang membuat Nafiya tersenyum bukan abangnya melainkan barang bawaanya, iya pria itu abangnya Hafiz. Dengan perlahan Nafiya berjalan ke arah abangnya.

peran pengganti (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang