"Umma. Kakak gak jaga pandangan, kakak liatin Kavi terus umma! " teriak Arsyad menggelegar memenuhi ruangan tengah sembari berlainan menghindari kakaknya yang terus mengejar nya.
"Boong umma. Cad boong umma jangan percaya! " teriak Meera
"Cad bener umma. Kakak sering liatin Kavi sambil senyum-senyum sendiri. "
"Kakak! adek! Jangan berantem terus umma pusing liat nya. " ucap Nafiya sembari memijat keningnya
"Umma." Panggil Arkan sembari menurini tangga.
"Iya bang kenapa? "
"Abang mau kepondok sebentar ada beberapa kitab abang yang ketinggalan. "
Nafiya mengangguk pelan. "Jangan lama-lama yah bang inget malem ini kita bakal ada tamu. "
"Iya umma, assalamu'alaikum. " ucap Arkan sembari salim pada Nafiya
"Wa'alaikumsalam."
Arsyad duduk di samping Nafiya secara tiba-tiba. "Umma abang mau kemana? " tanya Arsyad penasaran
"Astaghfirullah adek! Jangan bikin kaget nak. Abang kamu mau kepondok katanya ada kitab yang ketinggalan. " jelas Nafiya menatap anak bungsu nya yang masih terengah-engah dengan rambut lepek karna keringat.
"Ade jangan larian terus jadi keringatan kan. " ucap Nafiya sembari mengelap keringat di kening anaknya
Arsyad menyengir pepsodent dan langsung memeluk Nafiya. "Kan kaka yang duluan umma. " ucap Arsyad
"Heh! Kalo ngomong coba jangan suka putar balikan fakta. Siapa yang duluan isengin kakak lagi belajar! " ucap Meera kesal mencambak rambut Arsyad main-main.
"Aaarrrrgghhhh... Kaka sakit! "
"Iiiiii... Kiki sikit! " ledek Meera
"Kalian ini akur sehari aja gak bisa? " tanya Nafiya lelah
"Gak bisa! " ucap keduanya kompak
Nafiya menghela napas dalam. "Terserah kalian aja deh umma pusing. " ucap Nafiya
"Umma kok abba sama kak Arshan gak keliatan dari tadi sih. " ucap Meera baru menyadari rumahnya yang tampak sepi
"Abba dan kak Arshan lagi pergi ada urusan. " jelas Nafiya
"Oh iya kak, malem jangan lupa pake dress dan hijab yang umma kasih yah dan kalo perlu sedikit pake riasan aja gapapa. " ucap Nafiya
"Loh emang kenapa? " tanya Meera
"Mau di jual ke om-om kaya soalnya. " ucap Arsyad ngasal
"Heh! Umma tuh liat adek udah mancing lagi. " rengek Meera
"Apa? Orang ade gak mancing ikan tuh. " ucap Arsyad santai
"Tau ah ngeselin adek tuh! Awas aja kalo kaka udah nikah gak bakalan kaka kasih pintu buat kamu masuk ke rumah kaka! " ancam Meera
"Emang ada yang mau sama nenek lampir kayak kaka? " tanya Arsyad polos
"Umma....!!! "
"Adek. Jangan godain kakak kamu terus, kakak kamu cantik pasti ada yang mau lah. Iya kan kak, "
Pipi Meera berubah menjadi merah karna ucapan Nafiya. "Apasih umma mah. " ucap Meera tersipu malu.
"Oh iya kaka lupa. Kaka udah ada janji sama fira buat bantuin dia ngerjain tugas nya. "
"Dasar pikun. " gumam Arsyad namun masih di dengar oleh Meera
"Apa katamu hah! " kesal Meera
"Udah ladenin kamu gak akan ada akhirnya, mending kaka berangkat aja deh. " ucap Meera sembari membenarkan posisi kerudung nya
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Randomtransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...