kepergok

4.3K 335 62
                                    

Di hari pertama kembali ke pesantren Nafiya tampak gugup karna sekarang ia kembali bukan menjadi santri melainkan menjadi ning disana. Mengawasi dan membimbing santri-santri.

Nafiya merasa geli sendiri membayangkan memori lalu, dulu ia sering melanggar peraturan dan sering beradu argumen dengan gus Arshya sekarang menjadi pengawas di pondok pesantren, bahkan orang yang selalu membuat nya marah-marah dan terus menyumpah serapah saat ini akan menjadi ayah bagi anak-anaknya.

Nafiya berjalan sembari mengusap perutnya meski belum terlihat buncit. Ada beberapa santri dengan sopan menyapa Nafiya bahkan ada yang langsung menyalami tangan Nafiya. Awalnya Nafiya enggan namun melihat santri-santri yang terlihat lugu dan sopan Nafiya dengan suka rela tangannya di salami (di cium punggung tangannya) oleh santri-santri.

"Ning." panggil seseorang dari arah belakang, Nafiya menoleh melihat menebak siapa yang memanggilnya. "Salma? " gumam Nafiya

"Ning kok di sini? Bukannya hari ini ning kuliah? " tanya Salma penasaran.

"Loh kok gak memberi salam? " bukannya menjawab pertanyaan Nafiya malah memberi pertanyaan balik.

Salma menepuk jidatnya. "Assalamu'alaikum ning Nafiya. " ucapnya dengan ramah.

Nafiya tertawa kecil saat mendengar salam dari Salma yang dengan polosnya langsung memberi salam padanya. "Wa'alaikumsalam, oh iya jangan panggil aku ning lah. Aga aneh aja tiba-tiba di panggil ning nanti orang-orang salah ngira manggil nama aku jadi Ningsih. "

Salma tertawa mendegar penuturan Nafiya. "Kan sekarang ning Nafiya sudah menikah sama gus Arshya ya sudah semestinya aku dan warga pesantren manggil Ning. "

"Lah kok gitu? "

"Kan emang seperti itu. "

"Udahlah terserah kamu aja sal. "

"Ning mau kemana? "

"Mau ke ruangan gus Arshya sebentar mau tanya tugas aku disini apa. "

"Kalo gitu Salma antar aja yah. "

Nafiya menganggukkan kepalanya samar, dengan senang Salma menggandeng tangan Nafiya berjalan beriringan.

Nafiya berjalan beriringan sembari berbincang ringan tentang pernikahannya dengan gus Arshya dan pernikahan Salma dengan Azzam. Meski Salma lebih dulu menikah tapi sayang nya Nafiya sudah lebih dulu mengandung sebenarnya Salma sedikit merasa iri karna ia juga ingin merasakan mengandung.

Bukan karna apa-apa hanya saja Salma sampai detik ini belum mengandung karna ia sama sekali belum di sentuh oleh Azzam, dengan alasan Salma yang belum cukup umur dan Azzam yang harus ke Mesir untuk melanjutkan kuliahnya.

Kalo kata Nafiya punya suami rasa janda. Ya gimana ya Nafiya itu terlalu realistis dengan ucapannya yang terkadang seperti pisau tajam.

Banyak santri senior yang memandang Nafiya dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Dan tatapan santri baru yang seperti mengagumimu Nafiya dan Salma.

****

Salma izin ke kelas lebih dulu meninggalkan Nafiya sendiri di pintu ruangan gus Arshya. jadi saat ini hanya ada Nafiya dan gus Arshya yang tengah sibuk dengan berkas-berkas yang berserakan di atas meja.

Nafiya menatap jengah gus Arshya ia sudah meminta jadwal pada gus Arshya namun suaminya itu hanya mengatakan tugasnya saat ini hanya menunggunya mengerjakan tugas.

"Gus. Saya kesini mau ngajar bukan ngeliatin orang natap layar laptop. " kesal Nafiya

Gus Arshya masih diam tak bergeming ia masih pokus memainkan laptop nya, mungkin jika tau seperti mungkin Nafiya akan memilih ke ndalem bermain bersama dengan Meera.

peran pengganti (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang