Nafiya, Kia, Ella, Rara saling memandang satu sama lain sembari tersenyum bahagia yang terpencar dari wajah Keempatnya.
Keempatnya menatap gerbang biru didepannya dengan perasaan bahagia terutama Nafiya. Ia senang memliki sahabat yang bisa ia ajak kejalan yang benar tanpa harus bersusah payah. Keempatnya mengangguk secara bersamaan dan membawa koper masing-masing masuk kedalam gerbang.
Semua orang memandang kearah mereka entah itu perempuan atau pria semuanya memandang dengan raut wajah yang berbeda-beda.
Nafiya berhenti sejenak melihat sekitar dan tersenyum ketika pandangan tertuju pada satu orang yang kini tengah mengobrol dengan seseorang.
Nafiya berjalan ke arah orang itu dan ketiga sahabat nya mengikuti dari arah belakang.
"Khem... Assalamu'alaikum ustadz Hafiz. " ucap Nafiya tersenyum manis
Hafiz menoleh ke arah belakang melihat Nafiya dari bawah sampai atas dengan tatapan kagum "MasyaAllah." ucap Hafiz
Rasanya Hafiz ingin memeluk Nafiya dan mengecup keningnya. Dan mengatakan bahwa adiknya sangat cantik ketika berpakaian seperti ini.
"Wa'alaikumussalam." ucap pria dari arah belakang
Nafiya memiringkan kepalanya kecil agar bisa melihat wajah pria yang menjawab salamnya. Setelah itu tersenyum tipis, pria yang melihat itu segera memalingkan wajahnya ke arah lain.
Hafiz tersadar dari lamunannya "wa'alaikumsalam, iya ada apa? " ucap Hafiz mengontrol mimik wajahnya
"Fi bukannya dia abang lo ya, kok ke lo gitu gak ada sambutan pelukan hangat gitu? " bisik kia di telinganya
Nafiya tersenyum tipis merutuki kepikunan nya, ia lupa memberi tahu ketiga sahabatnya bahwa selama di pondok Nafiya dan Hafiz akan menjadi orang asing. Menutupi identitas yng sebenernya mereka adalah saudara.
"Nanti gua jelasin, " jawab Nafiya pelan
"Itu ustadz mau tanya kamar kita dimana yah? " tanya Nafiya
"Oh tanya kamar, itu kalian berempat tinggal di kamar Fatimah di sebelah ujung sana. " jelas Hafiz sembari menunjuk ke arah kanan
Nafiya melihat kearah tunjuk Hafiz dan mengangguk paham "makasih ustadz, kalo gitu kami permisi assalamu'alaikum. "
"Wa'alaikumsalam." ucap Hafiz dan pria itu secara bersamaan
Hafiz terus memandang Nafiya sembari tersenyum tipis. "Astagfirullah, istighfar ustadz zina mata. " ucap pria tersebut
Hafiz hanya mengangguk sembari mengalihkan pandangannya ia tidak berzina mata. ia hanya melihat adik kesayangannya pergi tak ada salahnya bukan.
"Maaf gus, kalo gitu saya permisi dulu gus Arshya, assalamu'alaikum. " setelah mengucapkan itu Hafiz segera pergi
Gus Arshya mengangguk "wa'alaikumussalam." jawab gus Arshya
Gus Arshya menggeleng lemah beristighfar sembari memandang ke arah depan. Senyuman gadis itu seperti terus berada di di pikiran Gus Arshya, seperti mantra yang tak akan pernah hilang.
*******
"Hah... Capek juga yah perjalanan dari jakarta ke Jogja. " ucap kia sembari meregangkan semua ototnya
"Iya badan gue ampe remuk semuanya. " sambung Rara
"Eh btw lu belum jelasin soal tadi Fi. "
Nafiya yang sedang membereskan kopernya pun mendongakkan kepalanya ketika kia meminta penjelasan.
Nafiya menghela napas dalam duduk di tepian kasur. "Jadi gini gua gak mau ada yang tau kalo gua sama bang Hafiz itu saudara karna pasti ada aja yang bikin kepala gua pusing, pertama nih yah pasti gua di lakukan secara berbeda kedua nanti banyak yang ngaku kakak ipar gua ketika pasti banyak yang bilang titip salam yah buat abangnya. Dih najis gua, "
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Diversostransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...