Gus Arshya diam menatap nyalang laki-laki di hadapannya dengan tatapan intimidasi di ruangan interogasi polisi. Iya laki-laki itu di bawa kekantor polisi untuk meminta penjelasan meski keadaannya sudah babak belur.
Laki-laki di hadapan nya itu hanya diam membisu. Tak mau berbicara sedikit pun tentang siapa yang menyuruhnya. Itu membuat gus Arshya semakin marah. Gus Arshya tak tau dimana istrinya sekarang, tak ada yang mengabari nya.
Gus Arshya merasa bersalah sudah tak memperhatikan Nafiya akhir-akhir ini bahkan ia selalu mengabaikan Nafiya memilih pekerjaan nya. Jika saja boleh berandai, Andai saja waktu bisa di putar kembali Gus Arshya ingin mengulang nya lagi dan ia akan memperbaiki semuanya, ia akan memperhatikan Nafiya setiap saat. Dan selalu di samping Nafiya ketika ia butuh.
Gus Arshya pulang dengan keadaan basah kuyup, ia cuacanya sedang hujan deras dan gus Arshya pulang jalan kaki dengan langkah yang gontai. Ia sempat ke ndalem menanyakan soal Nafiya namun kedua orang tuanya mengaku belum bertemu dengan Nafiya beberapa hari ini.
Gus Arshya juga ke rumah Hafiz kakak dari istrinya namun rumahnya tampak sepi tak berpenghuni, bertanya pada beberapa santri namun mereka mengatakan ustadz Hafiz tak mengajar hari ini. Pikiran gus Arshya semakin kalut ia takut sesuatu terjadi pada istrinya.
Berbeda dengan gus Arshya. Arka dan anggota Alaska malah tengah menyusun rencana untuk balas dendam atas orang yang telah berani menyakiti Nafiya.
"Kita harus cari tau siapa dalang dari ini semuanya. " ucap Arka di angguki oleh Gavin dan Aji
"Pokonamah ya, kita harus kasih pelajaran ke orang itu, gak rela saya ibu bos di culik begitu. " ucap Aji
"Keadaan ibu bos sekarang semakin memburuk, dan ibu bos kehilangan salah satu anaknya. " ucap Gavin
Arka menatap langit ruangan dengan pandangan menerawang, sebenarnya ia salah mencintai wanita yang bahkan sedang mengandung anak orang lain. Tapi rasa itu datang secara tiba-tiba bahkan Arka saja tak pernah berpikiran untuk mencintai istri orang lain.
Meski harapannya untuk memiliki Nafiya itu tak ada setidaknya melihat Nafiya bahagia jauh lebih penting dari pada memaksa Nafiya untuk membalas perasaan nya.
Arka menghela napas panjang, "apapun yang terjadi kita harus tetap berada di sisi Nafiya, karna saat ini Nafiya benar-benar membutuhkan dukungan dari kita semua, jangan sampai Nafiya stress itu mungkin akan membahayakan untuk bayinya. " jelas Arka
"Bener kita gak boleh buat Nafiya merasa tertekan. " ucap Dava
"Oh iya kalian kelupaan sesuatu gak? " tanya Aji tiba-tiba membuat anggota Alaska berpikir sejenak.
"Eh neng Meera! " ucap mereka serempak membuat Arka terkejut
"Kenapa? " tanya Arka
"Gini yah bang, kita sampai lupa Meera anak angkat Nafiya. "
"Apa ada masalah? " tanya Arka lagi
"Gak ada sih tapi takutnya, dia juga mengincar Meera bang. " ucap Aji
Tak lama sering ponsel Gavin berbunyi mencairkan suasana ketegangan. Gavin merogoh ponselnya di saku celananya melihat siapa yang menelpon nya tiba-tiba.
"Ella? " gumam Gavin segera mengangkat telpon dan men speaker suara panggilannya agar semuanya mendengar.
"Halo vin. "
"Iya kenapa El? "
"Gue mau minta tolong. "
"Tolong apa nih? "
"Cari keberadaan Meera. "
"Meera? Memangnya Meera dimana? "
"Gue belum tau pasti tapi filing gue gak enak soal Meera. Gue mau ke sekolah annya dulu dan lo ke pesantren takutnya Meera ada disana. "
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Randomtransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...