wanita licik

4.9K 391 86
                                    

Seperti janjinya pada Nafiya untuk membelikan hewan peliharaan. Hafiz benar-benar membelikannya bahkan sesuai permintaan tiga anak singa jantan.

Hafiz juga sudah mengurus semuanya dari surat perizinan, tempat tinggal yang layak untuk singa dan penjaga untuk singa sudah Hafiz urus semuanya. Apapun akan Hafiz lakukan demi kebahagiaan adiknya itu.

Semuanya sudah siap. Hafiz tinggal memberitahu kan ini pada Nafiya, dengan senyuman terbit di wajahnya ia benar-benar tak sabar melihat ekspresi senang adiknya itu.

Rumah gus Arshya tak terlalu jauh dari rumahnya jadi Hafiz memilih jalan kaki, Hafiz jalan sesekali menyapa santri yang memanggil namanya.

"Ustadz Hafiz. " Hafiz menghentikan langkahnya sembari mengerutkan keningnya, "ada apa? Kenapa lari-lari seperti itu? "

Santri di hadapan nya membukuk mengatur napasnya yang terengah-engah sehabis berlari. "I... I-itu tad-di, ning N-nafiya. " ucapnya terbata-bata

"Ada apa!? Ada apa sama Nafiya cepat katakan. " ucap Hafiz khawatir

"Saya tadi melihat ning Nafiya keluar dari taksi sembari menangis, " ucapnya cepat. Hafiz masih menunggu penjelasan dari santrinya itu

"Tapi, pas mau nyebrang ning Nafiya hampir di tabrak mobil jika tak ada pemuda yang menarik tubuh ning Nafiya ustadz. " Hafiz terkejut dengan pernyataan bahwa adiknya hampir saja di tabrak mobil.

"Inalilahi, lalu dimana Nafiya sekarang? " ucap Hafiz khawatir

"Pemuda itu membawa ning Nafiya ustadz, saya lihat ning Nafiya seperti pingsan di gendongan nya. "

Saat ini pikiran Hafiz benar-benar kalut tentang Nafiya, ia takut terjadi sesuatu yang akan terjadi pada adiknya.

"Selain kamu siapa yang melihat Nafiya? "

"Tak ada ustadz, tadi hanya saya yang melihat karna kebetulan tadi saya sedang buang sampah. "

"Kamu pasti tau arah mobil itu pergi kan? " santri itu menganggukkan kepalanya cepat.

"Kalo begitu kamu ikut saya, mencari Nafiya. " ucapnya dan berjalan kerumah nya untuk mengambil mobil di ikuti santri di belakang nya.

*****

Icha tersenyum senang saat mengetahui anak buahnya berhasil membawa Nafiya pergi, dan ia sudah mendapatkan beberapa foto Nafiya yang tengah di gendong sebagai bukti kuatnya nanti.


Rencana selanjutnya menyakinkan gus Arshya bahwa Nafiya bukanlah wanita baik-baik, dan akan lebih seru jika Nafiya di temukan dengan cara mengenaskan di samping pria asing.

Icha tersenyum mengerikan, "sudah ku bilang aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan. Jadi Nafiya bersiap-siaplah dengan semuanya. " gumamnya pelan setelahnya Icha tertawa sarkas

Icha tersenyum senang memasukkan ponselnya kedalam saku roknya setelah itu pergi ke ruangan nya dengan riang.

Sesekali ia akan menyapa beberapa santri yang menyapanya. Icha melihat Meera yang tengah bermain bersama santri wati, Icha menghampiri nya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." ucap santri itu serempak sembari menyalami tangan Icha,

"Tumsayam." ucap Meera dan ikut menyalami tangan Icha.

"Pinternya, lagi main apa cantik? " ucapnya gemas

peran pengganti (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang