"Siap? "
"Aku siap mas. " ucap Nafiya tersenyum hangat meski wajahnya tersirat menahan rasa sakit
"Anak-anak abba siap? "
"Siap abba, tunggu kami dan jangan khawatir kami akan baik-baik aja. " ucap Nafiya dengan nada anak kecil.
Gus Arshya tersenyum kecil mengecup gemas pipi Nafiya. "Jika saja bisa di ganti mas rela menggantikan rasa sakitnya sayang. " lirih gus Arshya
"Aku gapapa mas, jangan khawatir aku cuman lahiran aja kok. Lagi pula jika nanti aku tiada sekalipun aku mati dalam ke adaan Shahid kan. " ucap Nafiya yang malah membuat gus Arshya semakin terisak.
"Sayang jangan pernah bicara seperti itu, mas gak suka. "
"Mas harus relain dan ikhlasin apapun yang terjadi oke. " gus Arshya menggeleng samar tubuhnya terasa lemas.
"Mas maafin Nafiya yah kalo ada salah, ikhlasin dan relain apa yang akan terjadi. Nafiya bakal berjuang sekuat tenaga untuk anak kita. "
"Mas aku mau lepasin tangan aku mas, aku mau dibawa ke ruangan bersalin loh ini kasian susternya nunggu. " bukannya di lepas tapi gus Arshya malah semakin menggenggam tangan Nafiya dengan erat.
"Mas ayo dong lepasin dulu nanti kalo udah lahiran baru deh kita gandengan lagi. " bujuk Nafiya sembari menahan rasa sakit nya
"Mas mau temanin kamu sayang. " lirih gus Arshya
"Baik Pak. Bapak bisa menemani ibu Nafiya melahirkan. " ucap salah satu suster
"Enggak! Aku gak mau ada mas di dalem. Mas tunggu di luar aja do'ain aku sama anak-anak aja. Mas aku mohon aku udah gak bisa nahan lagi. " ucap Nafiya lirih rasa sakitnya semakin tak bisa ia tahan
Dengan pasrah gus Arshya mengalah melepaskan genggaman tangannya. Nafiya tersenyum tipis menatap gus Arshya yang tengah khawatir. "I love you mas. " ucap Nafiya sembari melambaikan tangannya ke arah gus Arshya.
Gus Arshya menatap pintu dengan penuh rasa khawatir lampu di atasnya sudah menyala itu pertanda Nafiya tengah melakukan proses persalinan,
"Ya allah hamba mohon lindungi Nafiya dan anak-anak hamba ya allah, mudahkanlah proses melahirkan nya. " gus Arshya benar-benar resah saat ini pikirannya terus berputar pada mimpi yang ia alami. Gus Arshya benar-benar takut itu akan menjadi kenyataan.
"Ya allah berikanlah hamba rasa sakit yang istri saya alami jangan buat ia merasa sakit, saya rela menggantikan posisinya menahan sakitnya melahirkan. " ucap gus Arshya lirih namun tak berselang lama gus Arshya merasakan sakit yang amat sakit di perutnya, bahkan keringat dingin sudah bercucuran di dahinya.
Gus Arshya memegangi perutnya yang sakit "astaghfirullah.... Astaghfirullah... " lirih gus Arshya
Gus Arshya menatap pintu ruang bersalin Nafiya rasa sakit di perutnya semakin jadi bahkan lebih menyakitkan dari apa yang dikira.
********
"Mas anak kita tampan semuanya yah. " ucap Nafiya gemas saat melihat ketiga anaknya yang tengah tertidur nyenyak di kasur bayinya
Gus Arshya tersenyum manis memeluk istrinya dengan hangat. "Terimakasih sudah memberikan mas kebahagiaan yang luar biasa dan terimakasih sudah bertahan untuk mas. " ucap Gus Arshya mengecup kening Nafiya dengan lembut.
"Makasih juga karna mas selalu sabar hadapin Nafiya dan selalu membimbing Nafiya dengan penuh kesabaran. "
"Mas beruntung memiliki istri seperti kamu Nafiya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
peran pengganti (End)
Aléatoiretransmigrasi karna sebuah kecelakaan seorang gadis harus ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang gadis antagonis yang di penuhi masalah yang mengancam keharmonisan keluarga nya. Membuat nya bertekad untuk merubah semua alur cerita nya. Perlahan cer...